KLIKSUMUT.COM | TAPTENG – Truk pengangkut material hasil galian C hilir mudik beraktivitas di Jalan A.R Surbakti, Kelurahan Sibuluan Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) meresahkan warga sekitar dan pengguna sepeda motor akibat debu disepanjang jalan itu berterbangan.
Pasalnya pihak pengelola galian c ataupun pemilik dump truk hanya memikirkan hasil dan keuntungan mereka semata, namun mereka tak peduli dengan masyarakat yg setiap hari menghirup debu, yang dikhawatirkan kedepan masyarakat sekitar bisa terdampak terpapar kena penyakit infeksi penyaluran pernafasan akut atau dikenal (ISPA).
BACA JUGA: BPP Lakukan Upaya Pencegahan Penyakit Ternak Babi di Tapteng
Tak terhitung jumlah kendaraan yang hilir mudik dari pagi hingga terbenamnya sang surya. Tanah merah yang dikeruk dari bukit-bukit itu menggunakan excavator, kemudian dipindahkan ke dalam truk. Tanpa mengunakan penutup bak atau terpal, material diantarkan memenuhi daftar orderan. Dalam sehari truk pengangkut tanah ini bisa bolak balik mengangkut puluhan bahkan sampai ratusan kali.
“Disini mobil pengangkut tanah bolak balik lewat. Kita pasti “makan” debu takutnya kita juga bisa terserang penyakit ISPA, truknya tak pakai penutup,” ujar M. Situmeang (62) kepada media pada Sabtu (1/2/2025) sore.
Kendati, katanya lagi tak banyak dapat dilakukan selain hanya menikmati sesaknya nafas akibat polusi udara tersebut. “Kita mau bilang apa, mau komplain sama siapa ?. Mau mengeluh tidak ada yang dengar juga, kita hanya pengguna jalan yang melintas,” kata perempuan lansia ini.
Senada disampaikan, Santi, sebagai seorang pedagang disekitar jalanan ini, dirinya merasa sangat terganggu akan debu yang kerap masuk ke dalam dagangannya. Tentu saja ini juga berpengaruh pada omsetnya.
BACA JUGA: Imigrasi Sibolga Bagikan Paket Makanan Bergizi Gratis Di SD Muhammadiyah Plus Tapteng
“Seperti saya jualan makanan, debu yang diterbangkan angin masuk ke dagangan saya. Dan pembeli juga merasa tidak betah berlama-lama duduk disini,” ungkapnya.
Santi berharap, agar ini pemerintah tidak menutup mata dengan aktivitas truk pengangkut material galian C tersebut tanpa memperhatikan keselamatan pengguna jalan yang melintas. (KSC)