Harga Emas Tembus Rekor, Warga Indonesia Tetap Borong! Ini Alasannya

Hari ini, Emas Antam Rp 1.084.000 di Pegadaian
Salah seorang menunjukkan Emas batangan dari Antam (is

KLIKSUMUT.COM | JAKARTA – Meski harga emas dunia sedang melambung tinggi, masyarakat Indonesia justru berbondong-bondong memborong logam mulia ini, baik melalui gerai fisik maupun pembelian digital.

Fenomena ini terjadi di tengah lonjakan harga emas yang kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH). Merujuk data Refinitiv, pada Kamis (17/4/2025), harga emas dunia ditutup di level US$ 3.327,54 per troy ons, hanya sedikit turun 0,47% setelah sebelumnya menanjak 3,58% ke posisi US$ 3.344,22 per troy ons, memecahkan rekor sebelumnya pada 11 April 2025 yang berada di level US$ 3.236/toz.

BACA JUGA: Harga Emas Dunia Terkoreksi Usai Cetak Rekor Tertinggi, Apakah Saatnya Buyback?

Lantas, apa yang mendorong lonjakan harga emas ini?

4 Faktor Utama Pendorong Harga Emas Melambung: 
1. Ketidakpastian Ekonomi Global: Ketegangan geopolitik, perang dagang, dan konflik regional meningkatkan minat investor terhadap emas sebagai aset safe haven.
2. Pelemahan Nilai Dolar AS: Melemahnya greenback menjadikan emas lebih terjangkau bagi investor non-AS, mendorong lonjakan permintaan.
3. Kebijakan Moneter The Fed: Langkah penurunan suku bunga oleh Federal Reserve menurunkan imbal hasil obligasi, menjadikan emas lebih menarik.
4. Diversifikasi Cadangan Devisa: Banyak bank sentral dunia mulai menambah cadangan emas untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

Harga Emas Diprediksi Bisa Tembus US$ 3.950!

Optimisme terhadap harga emas tak hanya datang dari pelaku pasar, namun juga dari lembaga keuangan global. Goldman Sachs dalam riset terbarunya meningkatkan proyeksi harga emas akhir tahun 2025 menjadi US$ 3.700/toz, dari sebelumnya US$ 3.300.

“Jika resesi benar-benar terjadi, harga emas bisa melonjak hingga US$ 3.880/toz, didorong arus masuk ke ETF,” tulis GS dalam catatannya.

Namun, jika ekonomi global menunjukkan perbaikan dan ketidakpastian menurun, harga emas diperkirakan akan berada di kisaran US$ 3.550/toz.

Goldman juga mencatat bahwa bank sentral kini membeli emas sebanyak 80 metrik ton per bulan, naik dari proyeksi awal 70 ton, sebagai bagian dari diversifikasi cadangan.

WisdomTree: Harga Emas Bisa Tembus US$ 3.600 di Awal 2026

Senada dengan GS, lembaga riset investasi WisdomTree juga menyampaikan prediksi bullish terhadap harga emas. Dalam laporannya Januari 2025, mereka menyebut harga emas berpotensi mencapai US$ 3.450/toz pada Q4 2025.

Sementara itu, Nitesh Shah, kepala riset komoditas dan makroekonomi WisdomTree untuk wilayah Eropa, bahkan menyebut harga emas bisa menyentuh US$ 3.600/toz di awal 2026, jika tensi geopolitik dan risiko perang dagang terus meningkat.

Antusiasme Masyarakat Indonesia Tak Surut

Meski harga emas terus melonjak, minat masyarakat Indonesia terhadap emas tetap tinggi. Tak hanya sebagai alat investasi jangka panjang, banyak warga memanfaatkan momentum ini sebagai bentuk lindung nilai (hedging) atas ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi mata uang.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Harga Emas Melemah Sementara, Rekor Tertinggi Dunia Pecah: Investor Semakin Optimis Emas Tembus US$3.500 per Troy Ons

“Emas tetap menjadi pilihan utama karena sifatnya yang stabil. Masyarakat kita sudah mulai sadar pentingnya diversifikasi aset,” ujar seorang analis pasar modal di Jakarta.

Dengan tren global yang masih dipenuhi ketidakpastian, harga emas diprediksi masih akan terus menguat. Dalam jangka pendek, harga diperkirakan bertahan di kisaran US$ 3.080/toz, sementara dalam jangka menengah hingga awal 2026, potensi kenaikan hingga US$ 3.600/toz terbuka lebar.

Jadi, apakah saat ini waktu yang tepat untuk membeli emas? Banyak analis menjawab: iya, selama untuk tujuan jangka panjang. (KSC/CNBC)

Pos terkait