Buku “Kenapa Harus Ayah” Dapat Sambutan Antusias dari Kawula Muda

Buku Kenapa Harus Ayah Dapat Sambutan Antusias dari Kawula Muda
FOTO BERSAMA: Muhammad Qodri dan Rahmi Lubis foto bersama dengan kawula muda usai acara sharing session. (Foto: kliksumut.com/Bambang Nazaruddin)

KLIKSUMUT.COM | MEDAN – Puluhan kawula muda memadati sharing session “Aku Ingin Kau Ada, Ayah” yang digelar di Serayu Cafe & Space Jalan Sei Serayu No. 85 Medan, Minggu (4/5/2025).

Kegiatan ini mengupas tentang kehidupan masyarakat berkaitan dengan fatherless atau tanpa ayah. Kehidupan anak tanpa ayah dapat membangkit si anak untuk berjuang untuk mewujudkan mimpi sehingga menjadi insan terbaik dalam masyarakat.

Bacaan Lainnya

Kenapa Harus Ayah merupakan karya Muhammad Qodri MPsi yang menjadi narasumber dalam acara sharing session tersebut. Kegiatan ini bertambah seru dengan hadir nara sumber Dr Rahmi Lubis MPsi Psikolog yang merupakan spesialis kesehatan mental remaja dari Universitas Medan Area (UMA) yang memberikan solusi bagi anak dalam kehidupan tanpa ayah. Tampil sebagai moderator O.K. Guntur Alamsyah SPsi CT CPS.

Muhammad Qodri mengatakan buku yang dikarangnya merupakan kisah nyata dari perjalanan hidupnya. “Kisah ini diambil merupakan kisah nyata saya, sebenarnya Kenapa Harus Ayah ini dirancang karena rindu sosok sang ayah, di masa kecil sangat senang hidup bersama ayah tiba-tiba hilang”, ujar Qodri.

Qodri menambahkan, meskipun rasa senang itu hilang, tetapi tidak ada merasa dendam kepada sang ayah. Kehidupan bersama sang ibu sebagai penjual mie balap sering dihina oleh tetangga. Meskipun dihina tetap semangat untuk menuntut ilmu dan ingin membuktikan kepada yang menghina sebagai anak tanpa ayah sukses meraih sarjana hingga S2.

BACA JUGA: Sharing Session: Aku Ingin Kau Ada, Ayah

Ia menuturkan, kehidupan ini merupakan sebuah hal yang harus di jalani dengan tujuan mencapai kebahagian, banyak hal-hal di dalam hidup ini bisa memberikan suatu kebahagian dengan situasi-situasi tertentu. Hal ini diperuntukan untuk orang-orang yang memiliki keluarga, mengapa demikian, karena keluarga merupakan lingkungan ternyaman untuk mendapatkan hak dalam kehidupan.

“Masa kecil saya yang begitu indah seketika ambar karena sang ayah tak mampu menahan hasrat dan emosinya dalam mengarungi bahtera rumah tangga bersama sang ibu. Pikiran saya kalut dan tak bisa berpikir jernih. Bahkan ingin rasanya mengakhiri hidup. Namun, kesadaran itu masih ada. Dalam hati saya bertekad bahwa kesempurnaan dan kebahagiaan akan saya dapatkan nanti. Hanya kepada-Mu saya meminta pertolongan Ya Rabb. Saya selalu berdoa semoga dapat bertemu dengan sang ayah di surganya Allah”, tandas Qodri.

Sementara itu, Rahmi Lubis menjelaskan kondisi kehidupan anak berbagai jenis dalam kehidupan masyarakat, namun sang ayah ada dalam kehidupan itu. Misalnya, sang ayah yang pergi kerja pagi pulang kerja malam, anak-anak sudah tidur sehingga tidak ada interkasi. Selain itu, ada juga kondisi sang ayah yang kerja ke luar kota sehingga jarang bertemu dengan anak. Ada juga secara fisik sang ayah ada, tetapi tidak terlibat dalam kehidupan anak, misalnya perceraian. Hal ini tentu berpengaruh terhadap mental anak dalam kehidupan.

BACA JUGA: Autobiografi Berjudul “Kenapa Harus Ayah” Karya Muhammad Qodri Parinduri

Lebih lanjut Rahmi Lubis menerangkan keterlibatan ayah dalam rumah tangga untuk tumbuh kembang anak. Lingkungan pertama sejak anak dilahirkan adalah orang tua, yakni keluarga ayah dan ibu. Peran ayah fokus untuk memenuhi kebutuhan anak secara mental dan fisik. Ayah juga mengajarkan anak bagaimana cara menyelesaikan masalah. Jangan sampai ayah dalam menyelesaikan masalah dengan membantingkan sesuatu, hal ini akan ditiru oleh anak.

“Anak yang tumbah tanpa ayah akan merasa cemas, karena merasa tidak ada yang melindunginya. Anak tanpa kehadiran ayah akan membuat anak kurang disiplin, karena disiplin biasanya ditegakkan oleh ayah. Sehingga dapat kita bayangkan pertumbuhan anak tanpa kehadiran ayah maka akan muncul masalah-masalah perilaku beresiko, misalnya tawuran dan penyalahgunaan Narkoba”, tutup Rahmi Lubis. (KSC)

Pos terkait