Relawan Jokowi Kritik Pendeta yang Terlibat Dukung Mendukung di Pilkada

Relawan Jokowi Kritik Pendeta yang Terlibat Dukung Mendukung di Pilkada
Relawan Jokowi Kritik Pendeta yang Terlibat Dukung Mendukung di Pilkada  

MEDAN | kliksumut.com – Ketua Umum Relawan Indonesia Kerja (RIK) Sahat Simatupang mengkritik beberapa pendeta yang seolah olah mengatas namakan gereja dan ke ummatan Kristen mendukung Bobby Nasution sebagai calon Wali Kota Medan. Kritik itu disampaikan Sahat menanggapi pertanyaan wartawan mengenai pertemuan beberapa pendeta dalam sebuah acara terang – terangan mendukung Bobby Nasution oleh salah satu pimpinan gereja dan mantan pejabat Pemprov Sumut. 

“Saya rasa pendeta dengan jumlah jemaat besar seperti HKBP tidak akan tergiur dukung mendukung Pilkada. Saya normatif saja menanggapi kelompok pendeta dan orang yang mengaku – ngaku tokoh masyarakat Batak yang doyan berpolitik. Mestinya mereka netral saja,” kata Sahat, Jumat 25 September 2020. 

Menurut Sahat, kependetaan seseorang melekat dengan simbol rumah ibadah. Oleh karena itu, ungkap Sahat, pendeta pasti simbol gereja atau simbol rumah ibadah. “Dan rumah ibadah jelas harus dijaga dari politik praktis,” ujar Sahat. 

Sahat mengaku heran dengan sepak terjang pendeta dan tokoh masyarakat yang mantan pejabat di Pemprov Sumut tersebut.

“Dulu waktu Pilpres 2014 mereka aktif berkampanye untuk Prabowo – Hatta. Di Pilpres 2019 seolah – olah paling getol mendukung Jokowi – Ma’ruf Amin,” ujar Sahat bernada heran.

Sahat menilai duet pendeta dan tokoh masyarakat yang mantan pejabat Pemprov Sumut itu hanya memperkeruh suasana Pilkada Medan yang ‘terpaksa kondusif’ karena wabah corona.

“Nanti kalau ada ulama dan ustad menggalang dukungan untuk Akhyar – Salman,  mereka bilang jangan memakai SARA dalam Pilkada. Padahal mereka sendiri yang memulai memobilisasi pendeta terlibat dukung mendukung,” ujar jurnalis senior Tempo ini.

Baca juga : RIK Sarankan 2 Skenario Pilkada Serentak 2020 Ditengah Wabah Corona

Sahat mengajak semua pihak agar tidak menonjolkan statusnya sebagai pendeta atau ustad kalau ingin dukung mendukung pasangan calon di Pilkada.

“Gunakan saja hak pilih masing – masing dan ajak pendukung masing – masing tanpa harus menggunakan simbol agama. Contoh lah Jokowi yang berkampanye dengan santun,” kata eks Direktorat Relawan Tim Kampamye Jokowi – Ma’ruf Amin ini. (tim)

Pos terkait