EDITOR: Wali
KLIKSUMUT.COM | MEDAN – PT Toba Pulp Lestari Tbk. (TPL) dengan tegas membantah rumor yang beredar di media sosial mengenai dugaan penculikan terhadap enam anggota masyarakat. Perseroan menyatakan bahwa informasi tersebut adalah hoaks.
Konferensi pers yang digelar oleh Kepolisian Resort Simalungun pada 22 Juli 2024 mengungkap bahwa pihak kepolisian telah menangkap lima tersangka pelaku kekerasan yang mengakibatkan korban jiwa.
BACA JUGA: 6 Orang Masyarakat Adat Lamtoras Sihaporas Diculik, PT TPL Bantah Keterlibatan
“Berdasarkan informasi dari konferensi pers tersebut, kami menegaskan bahwa tuduhan adanya penculikan adalah tidak benar dan menyesatkan,” ujar Thomson Siagian, Komisaris Independen PT Toba Pulp Lestari Tbk., kepada wartawan di Unilend, Rabu (24/7/2024).
Dalam pernyataannya, Thomson menjelaskan bahwa tindak kekerasan dan penganiayaan yang terjadi menimpa Samuel Sinaga. Pihak kepolisian bergerak cepat menangkap para tersangka pada 22 Juli 2024.
“Kami juga menegaskan bahwa laporan yang menyebutkan TPL mengerahkan 50 orang dengan dua mobil security dan truk diesel adalah tidak benar,” tambah Thomson.
Thomson mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menyelidiki dampak dari berita palsu tersebut yang diduga memicu kemarahan sejumlah pihak hingga mengakibatkan pembakaran Mess, Tower Internet, dan perusakan kamera CCTV milik perusahaan.
“Kami meminta semua pihak untuk tidak menyebarkan informasi palsu yang dapat menggiring opini publik secara menyesatkan. Tindakan hukum akan kami ambil terhadap penyebar berita bohong ini,” tegas Thomson.
Peristiwa ini, lanjut Thomson, merupakan tindak pidana yang sedang ditangani oleh pihak berwajib. TPL mengimbau semua pihak untuk menghormati proses hukum yang berlaku.
Dalam menjalankan operasionalnya, TPL berkomitmen pada undang-undang dan peraturan yang berlaku, merujuk kepada izin Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) yang telah diberikan oleh pemerintah.
“TPL beroperasi secara profesional dan berkelanjutan serta memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat melalui program CD/CSR,” papar Thomson. Sekitar 80% karyawan TPL adalah putra-putri daerah sekitar wilayah operasional perusahaan.
TPL menghormati keberadaan masyarakat adat di seluruh wilayah operasional dan berkomitmen untuk menyelesaikan isu sosial melalui dialog terbuka dan damai. “Kami terus berupaya melakukan dialog dengan masyarakat adat untuk mencari solusi terbaik melalui kemitraan yang menguntungkan semua pihak,” jelas Thomson.
BACA JUGA: Kapolres Simalungun Ungkap Pelaku Pengrusakan dan Penganiayaan di Sihaporas dalam Konferensi Pers
TPL juga berharap agar pemerintah dapat menjamin keberlangsungan izin investasi dan operasional perusahaan serta membantu mediasi dalam penyelesaian konflik secara win-win solution.
Perusahaan meminta penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana yang telah merusak fasilitas perusahaan, guna menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendukung perekonomian daerah. (KSC)