Harga Emas Ambruk Usai Trump Batalkan Tarif UE, Analis Prediksi Bakal Tembus US$3.500

Harga Emas Dunia Terkoreksi Usai Reli 3 Hari, Investor Ambil Untung di Tengah Penguatan Dolar
Foto: Emas. (Dok. Pexel)

KLIKSUMUT.COM | JAKARTA – Harga emas dunia tergelincir tajam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membatalkan rencana penerapan tarif impor sebesar 50% terhadap barang-barang dari Uni Eropa. Keputusan mengejutkan ini menurunkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven, memicu aksi ambil untung di pasar logam mulia.

Berdasarkan data Refinitiv, harga emas pada perdagangan Senin (26/5/2025) ditutup di level US$3.342,79 per troy ons, melemah 0,42%. Ini merupakan koreksi signifikan jika dibandingkan dengan lonjakan 1,9% yang tercatat pada Jumat sebelumnya, ketika pasar dikejutkan oleh ancaman tarif baru dari Trump.

BACA JUGA: Harga Emas Dunia Tembus US$3.300, Siap Melonjak ke US$3.800 Didukung 3 Faktor Pemicu Utama

Namun pada awal perdagangan Selasa (27/5/2025), harga emas sedikit rebound. Per pukul 06.28 WIB, harga logam kuning ini tercatat naik tipis 0,15% menjadi US$3.347,69 per troy ons.

Pembatalan Tarif Jadi Pemicu Turunnya Harga Emas

Trump secara resmi mengumumkan penundaan rencana tarif tinggi terhadap produk Uni Eropa pada Minggu (25/5/2025) waktu setempat, setelah berdiskusi langsung dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Ia menyatakan akan memperpanjang tenggat negosiasi dagang hingga 9 Juli 2025, memberikan harapan baru akan tercapainya kesepakatan dagang yang lebih konstruktif.

Langkah ini menjadi penyejuk pasar global, namun juga berdampak negatif terhadap harga emas, yang sebelumnya melesat akibat ketegangan dagang. “Saya akan menyebutnya sebagai range-trading day,” kata Giovanni Staunovo, analis dari UBS, kepada Reuters. Menurutnya, keputusan Trump tersebut membuat harga emas bergerak dalam rentang sempit seiring berkurangnya sentimen risiko.

Ia juga menambahkan bahwa minimnya aktivitas perdagangan karena hari libur Memorial Day di AS dan penutupan pasar Inggris turut memengaruhi volume transaksi emas.

Perang Ukraina dan Ketidakpastian Global Masih Dukung Harga Emas

Meski harga terkoreksi, sejumlah analis tetap optimistis terhadap prospek emas. Citi bahkan menaikkan proyeksi harga emas dari US$3.150 menjadi US$3.500 per troy ons. Prediksi ini didasarkan pada kombinasi faktor seperti kebijakan tarif AS, ketegangan geopolitik global, serta kekhawatiran terhadap defisit anggaran pemerintah AS.

“Logam mulia ini masih berpotensi menguji ulang level US$3.500 dalam beberapa bulan ke depan,” tegas Staunovo.

Di sisi lain, data terbaru menunjukkan bahwa impor emas bersih China melalui Hong Kong melonjak lebih dari dua kali lipat pada April 2025 dibandingkan Maret, mencapai level tertinggi sejak Maret 2024. Lonjakan permintaan dari China ini menjadi faktor pendukung yang menahan penurunan harga emas lebih dalam.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Harga Emas Melejit! Ancaman Tarif Trump & Dolar Ambruk Jadi Pemicu Utama

Ancaman Baru dari Rusia: Perang Ukraina Memanas

Geopolitik juga masih menjadi pemicu utama ketidakpastian global. Rusia kembali menggempur Ukraina untuk malam ketiga berturut-turut, sehari setelah melancarkan serangan udara terbesar dalam perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun. Eskalasi ini berpotensi mendorong kembali minat investor terhadap emas sebagai aset lindung nilai.

Dengan berbagai dinamika global yang terjadi, harga emas diperkirakan akan tetap fluktuatif. Namun dalam jangka menengah, potensi kenaikan masih terbuka lebar, terutama jika tensi geopolitik kembali meningkat atau negosiasi dagang AS-UE kembali menemui jalan buntu. (KSC)

Pos terkait