Resmikan Masjid Raya Al Musannif di Tabuyung, Musa Rajekshah Teteskan Air Mata

Resmikan Masjid Raya Al Musannif di Tabuyung, Musa Rajekshah Tetaskan Air Mata
Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah meresmikan Masjid Raya Al Musannif di Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Minggu (26/9). Ini sekaligus menjadi Masjid Al Musannif yang ke-24 dari rencana 99 masjid.

MADINA | kliksumut.com Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah kembali melakukan peresmian Masjid Al Musannif yang telah dirintis oleh almarhum orang tuanya H Anif, Minggu (26/9/2021). Masjid Raya Al Musannif di Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) ini sekaligus menjadi Masjid Al Musannif yang ke 24 dari rencana 99 masjid.

Berbeda dengan peresmian yang telah dilakukan sebelumnya, pada peresmian kali ini, Musa Rajekshah tidak kuasa menahan haru. Banyaknya kenangan dan perjuangan dari ayahandanya di desa ini, membuat dirinya tidak kuasa menahan air mata, saat peresmian dilakukan.

Dalam sambutannya Musa Rajekshah bercerita, bagaimana kisah ayahandanya H Anif dan dirinya bisa sampai ke Desa Tabuyung ini. “Memang semuanya, langkah rezeki dan maut adalah rahasia Allah, tidak ada satupun manusia yang memastikannya,” ungkapnya.

BACA JUGA: Wakil Gubernur Resmikan Klinik Ulul Albab UINSU

Dia mengatakan, kedatangannya pertama kali ke Kecamatan Muara Batang Gadis bersama H Anif berlangsung pada tahun 1992 yang dimulai dari Desa Singkuang. Lalu pada tahun 1997, mereka baru masuk ke Desa Tabuyung ini.

Karenanya, jelas Musa Rajekshah, banyak kesan yang dirasakannya secara pribadi dari sosok orang tuanya almarhum H Anif. Termasuk bagaimana ayahnya ikut berperan dalam memperjuangkan berdirinya Kabupaten Mandailing Natal dari sebelumnya masih menjadi bagian Kabupaten Tapanuli Selatan.

“Alhamdulillah, orang tua itu ikut memperjuangkan. Begitu juga dengan berdirinya hutan nasional, karena orang tua itu menginginkan bagaimana agar Madina ini hutannya jangan sampai semuanya rusak,” jelas Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck.

Kemudian, terangnya, kampung ini dulunya juga belum ada berdiri pohon sawit, dan usaha yang mereka dirikan saat pertama kali masuk adalah sarang burung walet. Tapi berjalannya waktu H Anif menyampaikan kepadanya, kalau seandainya masyarakat di sini tidak beralih mata pencariannya dari nelayan, maka nanti akan susah karena semakin susah mencari ikan.

“Jadi mulai lah beliau (H Anif) mendirikan usaha kebun sawit, walaupun banyak fitnah yang datang. Tapi sekarang masyarakat sudah melihat dan merasakan (hasil perkebunan sawit) bahkan sudah banyak yang mempunyai kebunnya pribadi,” terangnya.

Yang paling membuat Ijeck haru adalah, H Anif selalu berpesan kepadanya, walaupun Tabuyung ini bukan kampung kelahirannya, tapi anggaplah sebagai kampung sendiri. Karenanya, H Anif sudah lama berencana untuk mendirikan Masjid Raya agar bisa digunakan oleh masyarakat.

“Saya sempat bertanya kenapa masjid di Tabuyung itu besar sekali, padahal itu desa bukan kecamatan. Tapi beliau bilang, kau lihat nanti kampung itu akan ramai dan akan banyak orang yang melintas untuk mendirikan salat dan nanti daerah itu akan maju,” kenangnya.

Pos terkait