Dosen Fakultas Farmasi USU Gelar Pelatihan Kewirausahaan Jamu Instan di Sipirok

SIPIROK | kliksumut.com - Di tengah tantangan kesehatan global yang semakin meningkat, minat masyarakat terhadap pengobatan herbal dan alami semakin besar. Sebagai respons terhadap hal ini, dosen Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada pengembangan kewirausahaan jamu instan. Acara ini secara khusus ditujukan kepada siswa Yayasan Pendidikan Marsipature Hutana Be di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada pengembangan kewirausahaan jamu instan.

SIPIROK | kliksumut.com Di tengah tantangan kesehatan global yang semakin meningkat, minat masyarakat terhadap pengobatan herbal dan alami semakin besar. Sebagai respons terhadap hal ini, dosen Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada pengembangan kewirausahaan jamu instan. Acara ini secara khusus ditujukan kepada siswa Yayasan Pendidikan Marsipature Hutana Be di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.

Dengan peserta yang mencapai 50 orang, acara ini berlangsung penuh antusiasme dan semangat belajar. Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Sony Eka Nugraha S.Farm, M.Si, Apt, selaku Ketua narasumber. “Ini adalah kesempatan emas bagi siswa untuk mengenal lebih dalam tentang jamu instan, sekaligus membuka peluang bisnis di masa depan,” ucap Sony dalam sambutannya (29/9/2023) lalu.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Dosen dan Mahasiswa Farmasi USU Edukasi Pengolahan Ikan Hasil Budidaya Kecamatan Sibiru-Biru menjadi Makanan Sehat dalam Program Pencegahan Stunting

Tak hanya berfokus pada teknik pembuatan jamu instan, narasumber juga menjelaskan mengenai manfaat kesehatan dari bahan-bahan yang digunakan seperti jahe, kunyit, serai, dan kayumanis. Jahe, misalnya, telah dikenal luas memiliki manfaat anti-inflamasi dan membantu pencernaan. Kunyit dikenal memiliki kandungan kurkumin yang baik sebagai antioksidan. Serai memiliki manfaat untuk menenangkan dan kayumanis dikenal baik untuk kontrol gula darah.

Ibu Marianne, S.Si., M.Si., Apt, salah satu anggota tim narasumber, menekankan pentingnya memahami kandungan dan manfaat dari setiap bahan alami yang digunakan. “Pemahaman ini tidak hanya penting dari sisi kesehatan, namun juga menjadi nilai tambah dalam pemasaran produk jamu yang akan diproduksi,” jelasnya. para siswa diberi kesempatan untuk langsung mencoba membuat jamu dengan bahan-bahan yang telah disiapkan. Sementara itu, Yuandani S.Farm., M.Si., Ph.D., Apt, memberikan tips dan trik khusus dalam pengolahan bahan alami agar kualitas jamu yang dihasilkan tetap optimal.

Tak hanya itu, para siswa juga diberi pengenalan mengenai cara pemasaran yang efektif. Sebagai produk kesehatan yang memiliki banyak manfaat, jamu instan memiliki potensi besar untuk berkembang di pasaran. Namun, strategi pemasaran yang tepat menjadi kunci agar produk bisa diterima dengan baik oleh masyarakat luas.

Feedback dari para siswa sangat positif. Salah seorang siswa, mengatakan, “Saya sangat bersemangat untuk mencoba memproduksi jamu instan di rumah dan mungkin memulai bisnis kecil-kecilan di lingkungan saya,” sebut salah seorang siswa.

Kegiatan ini menutup dengan sesi tanya jawab dan diskusi interaktif. Banyak siswa yang mengajukan pertanyaan seputar teknik produksi, hingga strategi bisnis. Hal ini menunjukkan minat yang besar dari generasi muda untuk berkontribusi dalam pengembangan jamu instan sebagai salah satu aset kesehatan nasional.

BACA JUGA: Dosen Farmasi USU Laksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat melalui Program Desa Binaan

Dengan kegiatan seperti ini, diharapkan generasi muda mampu memahami, menghargai, dan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, sekaligus menjadi pelopor dalam industri jamu instan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat luas. (Red)

Pos terkait