Cerita Unik Petinju Legendaris Syamsul Anwar, Jadi Jawara Meski Tangan Kanan Lumpuh Akibat Polio

Cerita Unik Petinju Legendaris Syamsul Anwar, Jadi Jawara Meski Tangan Kanan Lumpuh Akibat Polio
Syamsul Anwar Harahap, mantan petinju legendaris asal Sumatera Utara, memiliki kisah hidup yang sangat inspiratif. (kliksumut.com/ist)

EDITOR: Wali

KLIKSUMUT.COM | MEDAN – Syamsul Anwar Harahap, mantan petinju legendaris asal Sumatera Utara, memiliki kisah hidup yang sangat inspiratif. Meski tumbuh dengan kondisi tangan kanan lumpuh akibat polio, Syamsul berhasil menorehkan prestasi gemilang di dunia tinju dan mendapat julukan “Buldozer” karena ketangguhannya di atas ring. Kisah hidupnya membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk mencapai mimpi besar.

Cerita luar biasa ini disampaikan langsung oleh Syamsul Anwar dalam konferensi pers yang digelar di Media Center Utama PON XXI, Hotel Santika Medan, Senin (16/9/2024). Acara tersebut dipandu oleh Ketua Bidang Media dan Humas Panwasrah PON XXI Aceh-Sumatera Utara, Raja Parlindungan Pane, dan dihadiri oleh beberapa tokoh, termasuk Kadis Kominfo Sumut, Ilyas Sitorus.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Petinju Putri PON Sumut Berusaha Bangkit Diajang PON 2024

Awal Perjuangan di Tengah Keterbatasan Fisik

Syamsul lahir pada 1 Agustus 1952 di Sumatera Utara, dari pasangan Bisman Harahap dan Nauly Siregar. Sejak kecil, tangan kanan Syamsul mengalami lumpuh karena terserang polio, membuat keluarganya sangat prihatin. Namun, keterbatasan fisik tersebut justru memacu Syamsul untuk membuktikan bahwa ia bisa menjadi yang terbaik.

Saat bersekolah di Medan, Syamsul tinggal bersama pamannya, Paruhum Siregar, yang kebetulan adalah seorang pelatih tinju. Namun, anehnya, sang paman tidak pernah melatihnya bertinju. Syamsul hanya diberi tugas-tugas kecil, seperti menyiram lapangan agar tidak berdebu dan mengambil peralatan tinju. Hal ini membuatnya kesal dan bertanya-tanya kenapa dirinya tidak diberi kesempatan.

“Saya tidak pernah disuruh latihan tinju oleh Tulang saya. Mungkin karena dia menganggap saya tidak bisa menjadi petinju dengan kondisi tangan yang lumpuh,” ungkap Syamsul.

Namun, di dalam hatinya, Syamsul merasa berontak. Dia terinspirasi oleh kisah Wilma Rudolph, seorang atlet pelari AS yang berhasil memenangkan medali emas di Olimpiade 1960 meskipun juga pernah mengalami polio. Kisah ini menjadi pemicu semangat bagi Syamsul untuk terus berusaha dan berlatih.

Transformasi Menjadi Petinju Hebat

Dengan semangat yang tak padam, Syamsul mulai berlatih sendiri, memukul jemuran seakan-akan itu adalah lawan yang harus ia hadapi. Melihat tekad dan potensinya, akhirnya pamannya setuju melatih Syamsul menjadi petinju profesional.

Syamsul pun meraih kesuksesan besar di dunia tinju. Ia mendominasi kelas welter ringan di kancah nasional dan internasional, bahkan mewakili Indonesia di ajang prestisius seperti SEA Games dan Olimpiade.

Pesan untuk Atlet PON XXI

Di acara konferensi pers tersebut, Syamsul juga memberikan pesan kepada para atlet yang sedang berlaga di PON XXI 2024. Ia menekankan pentingnya memiliki mental yang kuat sebagai seorang petinju.

BACA JUGA: Kalah dari Sumut, Dua Petinju Lampung “Pulang Kampung” dari PON XXI/2024

“Menjadi petinju itu tidak mudah. Kita harus bisa memukul dengan cepat, dan yang paling penting, kita harus susah untuk dipukul. Kalau kita punya dua kemampuan ini, lawan pasti akan gentar,” ujar Syamsul Anwar.

Ia juga menyoroti pentingnya pembinaan olahraga yang berkelanjutan, terutama untuk mencetak bibit-bibit muda berbakat. Dengan diadakannya kompetisi secara rutin, ia yakin akan banyak atlet potensial yang lahir dan bisa mengharumkan nama bangsa.

Inspirasi dari Sang Legenda

Kisah Syamsul Anwar bukan hanya tentang kemenangan di ring tinju, tetapi juga tentang kemenangan melawan keterbatasan diri. Sosoknya mengajarkan bahwa dengan tekad, usaha, dan semangat pantang menyerah, segala rintangan dapat dilalui. Syamsul telah mengukir sejarah, menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda yang ingin meraih impian di dunia olahraga. (KSC)

Pos terkait