MEDAN | kliksumut.com – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pempeovsu) telah melukai perasaan atlet disabilitas yang telah mengukir prestasi, tergabung di NPC Sumut (Pengurus National Paralympic Committee Sumatera Utara). Atlet disabilitas itupun merasakan diskriminasi dan dianaktirikan sebagai atlet dengan atlet non disabilitas.
Pasalnya, hal itu terjadi saat para atlet berprestasi di SEA Games 2023 Kamboja dan Asian Games 2023 Hangzhou menerima bonus, pada Jumat (29/12/2023) lalu. Justru atlet NPC hanya menjadi penonton tak mendapatkan perhatian dari Pemprov Sumut.
BACA JUGA: Pengprov PCI Sumut Melaksanakan Test Psikologi kepada 42 Atlet dan 3 Pelatih Cricket Sumut
Atas kejadian tersebut, Ketua Umum Lembaga Pemerhati Olahraga Nasional (LPON), Ariadi, Rabu (3/1/2024) mengatakan, hal ini telah melukai perasaan atlet-atlet disabilitas NPC Sumut. Pemprov Sumut seakan akan menganaktirikan atlet disabilitas dengan atlet yang memiliki tubuh normal.
“Seharusnya Pemprov Sumut, dalam hal ini notabene Dispora Sumut yang menganggarkan pemberian bonus atlet dengan menggunakan uang rakyat, tidak ada istilah anak kandung dan anak tiri, semuanya harus sama diperhatikan karena penganggaran itu menggunakan APBD,” sebutnya.
Seperti dikutip dari beberapa informasi sebelumnya. Padahal prestasi membanggakan juga dipersembahkan atlet NPC Sumut di event yang setara yakni ASEAN Para Games di Kamboja dan Asian Para Games di Hangzhou.
Sebelumnya, Ketua NPC Sumut, Alan Sastra Ginting mengakui kekecewaannya. Alan menilai, harusnya atlet yang sama-sama berjuang untuk provinsi dan negara mendapat perhatian yang sama.
“Pemerintah Sumut telah memberikan tali asih kepada atlet SEA Games dan Asian Games kita sangat apresiasi itu. Tapi mengapa atlet disablitas yang mengikuti event di ajang ASEAN Para Games Kamboja dan Asian Para Games Hangzhou China tidak dapat. Padahal kami mendulang prestasi yang membanggakan, tidak dapat tali asih dari pemerintah Sumut,” ucap Alan.
Alan menilai, gambaran tersebut seperti masih ada diskriminasi dalam hal reward, maupun pembinaan olahraga di Sumut antara atlet disabilitas dengan non disabilitas.
“Tandanya Pemprov saja diskriminasi terhadap atlet-atlet disabilitas yang punya prestasi membanggakan di kancah internasional. Padahal, pemerintah pusat melalui Presiden dan Kemenpora tidak lagi memandang perbedaan yang diberikan. Sedangkan di Sumut masih sebelah mata melihat perjuangan atlet-atlet disabilitas,” kata peraih emas ASEAN Para Games 2021 ini.
BACA JUGA: Atletik Sumut Kurang Peralatan untuk Latihan
Dikatakan Alan, selama ini pihaknya terus berkomunikasi dengan Komisi E DPRD Sumut agar bonus atlet disabilitas bisa terealisasi. Termasuk intens komunikasi dengan Dispora dan Bappeda terkait anggaran bonus. Namun, hingga akhirnya, harapan itu juga tidak ditampung di P – APBD 2023.
“Kita lihat miris ya, kenapa atlet KONI dapat, tapi atlet NPC Sumut tidak. Padahal, bonus ini sangat mereka butuhkan di tengah keterbatasan mereka untuk bekerja. Ini kan juga sangat mereka harapkan untuk modal buka usaha,” tutup Alan. (BNL)