Indonesia Kutuk Keras Serangan Israel di Gaza

Indonesia Kutuk Keras Serangan Israel di Gaza
Seorang pria Palestina berlari sambil menggendong putrinya untuk mengungsi dari rumahnya selama berlangsungnya serangan udara Israel di Kota Gaza, Minggu 7 Agustus 2022.

Pengamat: Sikap Politik Israel Tak Akan Pernah Berubah

Pengamat Timur Tengah di Universitas Indonesia, Yon Machmudi, menjelaskan serangan Israel ke Gaza akan terus berulang dan salah satu faktor penyebabnya adalah sikap politik Israel yang selalu memandang Gaza atau Palestina sebagai ancaman bagi mereka. Di samping itu, serbuan Israel ke Gaza juga sering berkaitan dengan menjelang pelaksanaan pemilihan umum di Israel.

Bacaan Lainnya

Dengan fenomena tersebut, dia mengakui peluang terbentuknya negara Palestina merdeka dan berdaulat akan semakin jauh.

“Karena rezim yang berkuasa (di Israel) itu tidak melihat kemerdekaan atau solusi dua negara sebagai hal yang harus mereka dukung. Selama ini (solusi dua negara) tidak menjadi agenda dari rezim penguasa di Israel, maka tentu kondisi Palestina, Tepi barat dan Gaza, akan bergejolak,” ujar Yon.

BACA JUGA : Israel Kembali Serang Gaza dari Udara

Menurutnya, solusi dua negara belum diterima oleh mayoritas kekuatan politik di Israel, meski beberapa kelompok sipil menganggap kemerdekaan Palestina sebagai jalan untuk menyudahi konflik sekaligus mewujudkan perdamaian. Untuk ke depan, solusi dua negara sangat bergantung pada kekuatan politik di Israel dan penting untuk meyakinkan masyarakat internasional mengenai solusi dua negara.

Yon menjelaskan Indonesia perlu terus memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan negara-negara yang memiliki kepentingan terhadap isu Palestina, yakni negara-negara Arab dan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, untuk mendorong dilakukan kembali perundingan Palestina-Israel berkaitan dengan masa depan di sana.

Dia menilai normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dengan Israel akan berdampak pada penyelesaian konflik Palestina-Israel karena mereka yang menormalisasi hubungan akan lebih memprioritaskan kepentingan ekonomi dan keamanan, dibanding memperjuangkan nasib Palestina. (VOA)

Pos terkait