BATU BARA | kliksumut.com – Himbauan pemerintah agar warga tidak keluar rumah dan menghindari keramaian untuk memutus mata rantai penularan covid-19, sangat berdampak negatif bagi petani yang sehari – hari bergelumang dengan lumpur, mengolah tanah demi untuk menafkahi keluarganya.
Ketakutan masyarakat terhadap virus yang sangat mematikan ini mengakibatkan ekonomi masyarakat menjadi merosot.
Ardani (53), salah seorang petani Warga Dusun Ladang Baru Desa Pasar Lapan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara, Jumat (27/3/20) mengeluh karena harga komoditas pertanian merosot tajam.
Baca juga : Cegah Covid – 19, Kapuskesmas Kedai Sianam Batu Bara Semprot Rumah Ibadah
“Sebelum ada virus corona harga tolak timun sebesar Rp. 1.800 – Rp. 2000 per kilo namun sekarang anjlok menjadi Rp. 500 – Rp. 600. Ini terjadi karena timun menumpuk di pasar sementara masyarakat takut berbelanja ke pasar. Ini dampak Corona yang paling menakutkan kami,” ucap Ardani.
Masih menurut Ardani yang menggantungkan pencariannya dari bertanam sayuran, kondisi seperti ini juga dialami rekan rekannya sesama petani di Air Putih.
Selain timun, komoditas pertanian yang harganya merosot termasuk sayur mayur seperti terong, sawi manis, kacang panjang, kangkung dan bayam.
Bahkan menurut Agung warga Desa Titi Payung Kecamatan Air Putih mengaku harga tolak cabe merah turun dari Rp. 24.000 per kilo menjadi Rp. 12.000.
Senada Ketua Masyarakat Belayan Tradisional Batu Bara (Mantab) Batu Bara Sawaluddin Pane mengungkapkan virus Corona berdampak langsung terhadap nelayan tradisional.
Disebutkan Sawal, saat ini banyak nelayan tradisional di Kecamatan Medang Deras tidak melaut karena hasil tangkapan sulit laku karena masyarakat takut berbelanja ke pasar. Selain itu ekspor hasil tangkapan laut juga ditutup.
Untuk itu Sawal minta Bupati Batu Bara dan anggota Dewan setempat turun kelapisan masyarakat kecil. Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan solusi mengatasi kesulitan ekonomi.
Baca juga : Pulang Dari Luar Negri Dua Warga Batu Bara ODP Covid 19
“Ini bisa berdampak semakin banyak anak anak nelayan di Batu Bara yang tidak bisa melanjutkan pendidikannya,” ujar Sawal yang juga Wakil Ketua KPAID Batu Bara.
Tambah Sawal, pemkab Batu Bara harus mengambil sikap atas situasi yang semakin pelik di masyarakat, setidaknya ada bantuan sembako untuk warga yang kurang mampu, agar keluarganya tidak kelaparan, harap Sawal Pane. (Plk)