Peran Pertanian dalam Mendukung Penyediaan Beras Biofortifikasi Untuk Mengatasi Stunting

Peran Pertanian dalam Mendukung Penyediaan Beras Biofortifikasi Untuk Mengatasi Stunting
Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) menggelar seminar nasional bertemakan “Peran Pertanian dalam Penyediaan Beras Biofortifikasi untuk Mengatasi Stunting dan Meningkatkan Kualitas Gizi Masyarakat".

MEDAN | kliksumut.com Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) menggelar seminar nasional bertemakan “Peran Pertanian dalam Penyediaan Beras Biofortifikasi untuk Mengatasi Stunting dan Meningkatkan Kualitas Gizi Masyarakat” di kampus pertanian UISU Jalan SM Raja Medan, Kamis (10/3/2022).

Selain kegiatan seminar juga dirangkai dengan kegiatan penyerahan bantuan benih padi biofortifikasi dari HarvestPlus untuk Fakultas Pertanian UISU dan BPTP Sumut serta Mou dan Moa antara Fakultas Pertanian UISU dengan Perhiptani.

Seminar nasional dengan menghadirkan nara sumber Ir. Ali Jamil MP. P.hD (Dirjen PSP Kementan RI-dosen Fakultas Pertanian UISU), Dr Untung Susanto SP. MM (Peneliti BB Padi), Dr Khadijah El Ramija SPi.MP (Kepala BPTP Sumut), Sulaiman Ginting SP. M.Agric. Sc (Harvest Plus-dosen Fakultas Pertaniam UISU), dan Ir. H. Soekirman (Ketua Perhiptani Sumut).

BACA JUGA: Fakultas Pertanian UISU Melakukan Rekrutment Manajemen Training

Rektor UISU Dr Yanhar Jamaluddin MAP dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa ketahanan pangan di mulai dari ketahanan keluarga dengan mengkonsumsi beras biofirtifikasi untuk mencegah stunting.

Ia menambahkan persoalan pangan merupakan salah satu isu vital untuk dibahas dan dicari solusinya, termasuk oleh perguruan tinggi. Kontribusi perguruan tinggi sangat strategis dalam memberikan berbagai input baik berupa masukan hasil pemikiran, riset maupun inovasi untuk memecahkan berbagai persoalan pangan nasional. Sebagai salah satu langkah untuk memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan kepada masyarakat.

Dekan Fakultas Pertanian UISU, Dr. Ir. Murni Sari Rahayu, MP mengatakan permasalahan kekurangan gizi merupakan permasalahan serius bagi Indonesia. Sekitar 30% penduduk dunia termasuk Indonesia, terutama anak-anak beresiko menderita kekurangan gizi Zn.

“Kekurangan Zn dalam tubuh, selain berakibat menurunnya daya tahan tubuh, produktivitas dan kualitas hidup menurun. Kekurangan gizi Zn juga menjadi salah satu faktor kekerdilan atau stunting. Kurangnya pemerataan nutrisi di Indonesia berpengaruh langsung terhadap produktivitas yang kemudian akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” sebutnya.

Ia menuturkan dibutuhkan inovasi yang dapat menjadi solusi pertumbuhan dan pemerataan nutrisi di masyarakat. Salah satunya melalui peningkatan nilai gizi beras dengan cara biofortifikasi.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Fakultas Pertanian UISU Gelar Seminar Nasional

Berbicara mengenai stunting, kata Dekan Fakultas Pertanian ini, terdapat kendala penyelenggaraan percepatan pencegahan stunting antara lain belum efektifnya program-program pencegahan stunting. Belum optimalnya koordinasi penyelenggaraan, intervensi gizi spesifik dan sensitif di semua tingkatan.

“Terkait dengan perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan dan pemantauan serta evaluasi dan masih minimnya advokasi, kampanye dan deseminasi terkait stunting dan berbagai upaya pencegahannya,” jelasnya.

Ia memaparkan untuk itu Fakultas Pertanian merasa harus berperan dalam pencegahan stunting serta meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Salah satunya dengan mengadakan seminar yang temanya mengangkat tentang stunting yang berkaitan dengan biofortifikasi dan melibatkan narasumber-narasumber yang tentunya sudah berpengalaman dibidangnya masing-masing sesuai dengan seminar hari ini.

Pos terkait