Pemerintah Diminta Serius Perhatikan Kondisi WNI di Pusat Tahanan Imigrasi Malaysia

Pemerintah Diminta Serius Perhatikan Kondisi WNI di Pusat Tahanan Imigrasi Malaysia
Petugas imigrasi Malaysia memeriksa status imigrasi para pekerja Indonesia di pinggiran Kuala Lumpur (foto: ilustrasi).

Di laporan tersebut juga disebutkan apa yang menimpa Suardi, WNI yang diduga meninggal akibat dianiya. Berdasarkan hasil wawancara para deportan salah satunya saudara kandung mendiang yang berada di satu blok tahanan dengan Suardi.Para saksi itu mengatakan Suardi dipukul ramai-ramai oleh petugas Depot Tahanan Imigresen (DTI) di hadapan tahanan lainnya.

Suardi dalam kondisi tubuhnya terluka kemudian dimasukkan ke dalam sel isolasi dengan tangan diborgol dan kemudian dinyatakan meninggal dunia pada awal Januari 2021.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Yok Wisata ke Negeri Johor, Malaysia

Seorang warga Indonesia penghuni pusat tahanan imigrasi di Sabah mengakui pernah tiga bulan berada di salah satu pusat tahanan tersebut. Demi alasan keamanan, VOA tidak menyebut identitas perempuan ini.

Dia ditangkap bersama anak dan kedua orang tuanya pada 2020. Perempuan ini diahirkan dan dibesarkan di Sabah karena orang tuanya bekerja di perkebunan sawit di sana.

Perempuan asal Kalimantan Timur ini mengakui perlakuan yang diterima selama menghuni pusat tahanan imigrasi di Sabah tidak mengenakkan.

“Kalau siang, kita nggak dibolehkan keluar (sel) untuk kena sinar matahari. Kalau sakit, ya nggak boleh ngomong. Kalau kita ngomong pun, nggak dipedulikan. Kalau ada petugas yang datang, seperti petugas imigrasi atau petugas konsulat (KJRI Tawau), diberitahu kami tidak sakit, kami sehat-sehat saja,” tuturnya.

Namun dirinya mengaku tidak pernah mendapat tindakan kekerasan atau penyiksaan tapi sering dibentak. Dia menambahkan untuk makanan, kadang dikasih nasi masih mentah atau terkadang basi. Untuk lauknya, kadang ikan tidak dibersihkan tapi langsung digoreng, untuk sayur hanya direndam di air panas.

Menurutnya, jika ada jadwal kunjungan dari staf KJRI Tawau, petugas tahanan imigrasi mewanti-wanti agar kami tidak memberitahu kondisi mereka dan keadaan ruang tahanan. Karena takut makin lama mendekam, mereka pun terpaksa menuruti hal itu.

Wanita asal Kalimantan itu berharap teman-temannya sesama warga Indonesia yang masih dalam tahanan imigrasi bisa segera dideportasi. Di pusat tahanan di Sabah juga banyak anak-anak Indonesia.

Pos terkait