Pekan Imunisasi Dunia: Lebih 1,8 Juta Anak di Indonesia Belum Diimunisasi Sama Sekali

Bobby Nasution, Capaian Imunisasi Polio Lebihi Target
Wali Kota Medan Bobby Nasution usai mencanangkan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Puskesmas Padang Bulan Selayang 2, Kecamatan Medan Selayang, Senin (13/03/2023)

Saat dunia melangsungkan Pekan Imunisasi Dunia, di Indonesia ternyata masih ada sekitar 1,8 juta anak yang belum diimuniasi. Hal itu ditengarai membuka potensi tertular penyakit berbahaya yang seharusnya bisa dicegah.

KLIKSUMUT.COM | JAKARTA – Kementerian Kesehatan menunjukkan data yang sangat mengkhawatirkan dalam konferensi pers pada Senin (18/3/2024), yaitu masih adanya 1.879.820 anak di Indonesia yang tidak pernah mendapatkan satu dosis pun secara akumulatif antara 2018-2023. Jumlah itu bertambah 432.615 anak pada 2023 saja.

Tak heran jika pada 2023 lalu merebak berbagai penyakit lama, yang sedianya dapat dilawan bersama, yaitu campak, rubella, tetanus, difteri dan polio.

BACA JUGA: Pantau Perkembangan Capaian Imunisasi Polio di Dashboard Jabar

Berbicara dalam konferensi pers virtual pada Senin, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr. Max Rein Rondonuwu, mengatakan pandemi membuat pemerintah menambah tiga antigen baru untuk imunisasi anak, yaitu Japanese Encephalitis (JE) untuk penyakit radang otak, HPV untuk kanker leher rahim dan PCV untuk pneumonia.

“Kita secara bersama-sama, selama 2-3 tahun menghadapi pandemi. Pandemi jelas membuat program esensial mengalami penurunan, sementara cakupan imunisasi berkurang. Kita tahu risiko yang akan terjadi kalau cakupan imunisasi di daerah rendah. Hal ini berpotensi memunculkan letupan-letupan kasus penyakit menular, yang menjadi KLB. Ini sudah kita rasakan di Indonesia tahun 2023 lalu,” ujarnya.

Ia secara khusus sedang mengkaji munculnya kembali penyakit-penyakit lama. Misalnya polio, yang pada 2014 dinyatakan berhasil diberantas total. Atau difteri tetanus yang pada tahun 2016 juga dinyatakan berhasil dibasmi, tetapi kemungkin muncul di lokasi lain.

Prof. Hartono Gunardi yang mengepalai Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Indonesia merujuk pada negara-negara berkembang dan maju yang juga menghadapi peningkatan penyakit lama dan upaya memberantasnya.

“Negara maju pun masih ada yang terjangkit campak rubella, polio, dan lainnya pada anak-anak. Di Eropa, kasus campak meningkat 30 kali lipat, satu penderita campak bisa menular ke 12-18 anak lainnya. Sementara vaksin rubella itu 6-7 anak dan menyebar melalui udara,” ujar Hartono.

Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Rendah

Direktur Pengelolaan Imunisasi Prima Yosephine mengatakan capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) per provinsi di bawah 100.
“Imunisasi dasar lengkap, yaitu imunisasi yang wajib diberikan kepada anak sebelum ulang tahunnya yang pertama. Mulai dari Hepatitis B, campak rubella, yang cakupannya secara nasional cukup lumayan 95,4 persen. Tapi kalau kita lihat break down per provinsi yang sebagian besar provinsi kita adalah di kotak kuning, berarti capaian di antara 70 hingga 100 persen.”

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Pemprov Sumut Targetkan 1,3 Juta Anak Dapat Imunisasi pada Sub PIN Polio 2023

Hanya delapan provinsi yang memiliki capaian IDL di atas 100 persen. Sementara itu, ada tiga provinsi yang capaiannya di bawah 50 persen, yakni Aceh, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Tanpa kenal menyerah, Prima tetap rajin memantau pergerakan imunisasi, dengan prinsip “tidak ada kata terlambat untuk imuniasi lengkap. (VOA)

Pos terkait