Paguyuban Buruh Garment Jawa Barat Berencana Demo ke Sekretariat Negara dan Istana

Ditambahkan Agung dalam keterangannya, kebijakan pengupahan yang tidak sesuai aturan di masa lalu  ini menjadi penyebab tutupnya pabrik, ditambah lagi wabah corona, jelas memperburuk situasi. Ditambah dengan banyaknya karyawan yang dirumahkan sampai sudah berbulan-bulan, seperti halnya Ibu Reri, yang dalam pertemuan menangis, dirinya telah 6 bulan dirumahkan dan kedepan kabarnya mengatakan pabrik akan ditutup.

Ibu Menteri Ida menyayangkan, katanya persoalan ini kenapa baru sekarang buruh garment mengungkapkannya. Namun aceng mengatakan, buruh garment realitanya memang dituntut untuk bekerja. Produktivitas paling penting karena  mereka rata rata bukan pekerja intelektual. Yang dibutuhkan produktivitas mereka.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Pemanah Medan Sumbang Medali Pada Ajang Popnas Jakarta

Sebagai solusi, Ibu Dita selaku staf khusus menyarankan sepertinya perlu di buka suatu forum yang mana isinya ada kementrian tenaga kerja, Perindustrian. Perekonomian. Kadin. Gubernur. Bupati. Dewan Pengupahan Nasional, dan  kedua paguyuban kumpulkan data tentang pabrik pabrik yang akan tutup.

Paguyuban mempertanyakan tentang data data ini bukankan ada kemenaker di wilayah? Namun di balas dengan gelengan kepala.

Baca juga: Lenyap Kekayaan Rp51,5 Triliun, Budi Hartono Tolak PSBB DKI Jakarta

Dari hasil pertemuan tersebut, Agung mengungkapkan kepada wartawan, pada Senin (08/02/2021) bahwa pertemuan bersama Kemenaker sepertinya sia sia.

“Kami berencana untuk mengadukan nasib kami berdemonstrasi di sekretariat negara dan kantor presiden,” bebernya. (Novian Harhara)

Pos terkait