Hingga Juni 2024, OJK Sumut Terima 655 Pengaduan Konsumen

Hingga Juni 2024, OJK Sumut Terima 655 Pengaduan Konsumen
PENGADUAN: OJK Provinsi Sumatera Utara menerima ratusan pengaduan masyarakat melalui Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen. (Foto: kliksumut.com/Ist)

REPORTER: Swisma
EDITOR: Bambang Nazaruddin

KLIKSUMUT.COM | MEDAN – Dalam penanganan pengaduan yang diterima melalui Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen (APPK), Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara (Sumut) secara berkelanjutan melakukan upaya untuk menyelesaikan setiap pengaduan, baik yang mengandung indikasi sengketa maupun pelanggaran.

Bacaan Lainnya

“Selama periode Januari hingga Juni  2024, Kantor OJK Sumatera Utara menerima 655 pengaduan konsumen yang berasal dari masyarakat di wilayah Sumatera Utara ” kata Kepala Kantor OJK Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien, Jumat (19/7/2024)

Dari jumlah total pengaduan, terdapat 254 pengaduan yang berhubungan dengan sektor perbankan, 158 pengaduan yang terkait dengan bidang asuransi, 123 pengaduan terkait fintech peer-to-peer (P2P) lending (yang memiliki izin dan terdaftar di OJK), 111 pengaduan berkaitan dengan perusahaan pembiayaan, serta sisa pengaduan yang melibatkan layanan IKNB dan sektor Pasar Modal.

Disebutkannya, dalam konteks ini, dari total 655 pengaduan, seluruhnya telah ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Khoirul juga mengatakan, selama Januari hingga Juni 2024, Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara (KOMN) telah mengadakan sebanyak 40 kegiatan edukasi keuangan yang berhasil merangkum partisipasi lebih dari 9.000 peserta di wilayah Sumatera Utara.

Ini termasuk program Roadshow Edukasi Daerah 3T, yang dilaksanakan dengan mengandalkan kendaraan Simolek Edutainment OJK yang bergerak langsung ke kabupaten yang masuk dalam kategori tertinggal, terdepan, dan terluar.

Kemudian, ada juga kegiatan Training of Trainers (ToT) dan implementasi program Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) kepada Santri, Tenaga Pengajar dan Pengurus Pondok Pesantren di Kabupaten Langkat.

Tiga Perusahaan Gadai Diberi Izin

Khoirul Muttaqien juga menyebutkan, dalam periode Mei hingga Juni 2024, terdapat penambahan tiga perusahaan gadai swasta yang terdaftar dan mendapat izin dari OJK di Sumut, sehingga total entitas gadai swasta tercatat 21 perusahaan.

BACA JUGA: Tingkatkan Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sumut Kick Off Hari Indonesia Menabung

“Pertumbuhan ini menandakan perkembangan yang positif dalam pengembangan bisnis dan pemberdayaan masyarakat, terutama bagi kelompok dengan pendapatan menengah ke bawah di wilayah Sumatera Utara,” katanya.

Khoirul Muttaqien menuturkan, nilai piutang oleh perusahaan pembiayaan masih melanjutkan tren pertumbuhan meskipun mulai melandai.

Pada Maret 2024, tercatat pertumbuhan sebesar 13,46 persen yoy (Desember 2023: 16,24 persen), dengan total piutang mencapai Rp23,04 triliun.

Andil pembiayaan yang produktif terus mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun lalu hingga mencapai 43,44 persen (Maret 2023: 41,74 persen), dengan dukungan dari pertumbuhan pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing bertumbuh sebesar 20,25 persen yoy dan 15,67 persen yoy.

Sementara itu, risiko yang terkait dengan perusahaan pembiayaan tetap terkendali dengan rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance/NPF) masih dapat ditahan dalam level yang terjaga sebesar 2,07 persen.

Pertumbuhan pembiayaan modal ventura di Maret 2024 bertumbuh sebesar 14,24 persen yoy (Desember 2023: 11,51 persen yoy), dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp415 miliar (Desember 2023: Rp385 miliar).

Sedangkab kinerja dari fintech peer to peer (P2P) lending hingga April 2024 terus menunjukkan pertumbuhan, dengan outstanding pinjaman tumbuh sebesar 40,24 persen yoy (Desember 2023: 29,89 persen yoy) yang mencapai jumlah Rp1,95 triliun. Sedangkan risiko yang terkait dengan pembiayaan secara keseluruhan (TWP90) tetap berada pada level yang aman yakni sebesar 1,56 persen (Desember 2023: 1,99 persen).

“Pertumbuhan ini menandakan adanya peningkatan inklusi keuangan, dengan teknologi yang memperluas akses pembiayaan bagi masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani oleh institusi keuangan konvensional,” jelasnya.

Menurutnya, perkembangan ini tidak hanya membantu individu tetapi juga mendukung pertumbuhan UMKM.
Dia memastikan penyaluran pembiayaan/pinjaman yang dilakukan oleh entitas IKNB yang berkantor pusat di Sumatera Utara terus menunjukkan pertumbuhan yang positif.

BACA JUGA: Gelar ISFO 2024, OJK Dorong Literasi Keuangan Syariah Pelajar dan Mahasiswa

Sementara itu, Industri Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang terdiri dari 1 LKM dan 1 Bank Wakaf Mikro (BWM) mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 9,37 persen yoy pada Mei 2024. Sedangkan penyaluran pembiayaan tercatat mencapai Rp6,06 miliar dengan pertumbuhan 28,93 persen yoy.

Berdasarkan target demografi, LKM lebih mengarahkan fokusnya pada pengembangan komunitas berpendapatan rendah yang produktif, sehingga memiliki jumlah pembiayaan yang lebih kecil dibandingkan dengan entitas finansial lainnya,” katanya.

Untuk entitas pergadaian yang terdiri dari 1 pergadaian persero (PT Pegadaian) dan 18 perusahaan gadai swasta, total pinjaman yang diberikan telah mencapai Rp4,58 triliun per April 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 21,20 persen yoy. (KSC)

Pos terkait