Gubernur Bersama Ulama dan Ormas di Sumut Doakan Korban Gempa Jabar

Gubernur Bersama Ulama di Sumut Doakan Korban Gempa Jabar
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmyadi bersama para ulama dan tokoh masyarakat menggelar Salat Gaib dan Doa Bersama bagi korban gempa bumi di Cianjur dan Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Sabtu (26/11) sore hingga malam.

MEDAN | kliksumut.com Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmyadi bersama para ulama dan tokoh masyarakat menggelar Salat Gaib dan Doa Bersama bagi korban gempa bumi di Cianjur dan Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

Sumatera Utara (Sumut) yang banyak dihuni oleh warga dari berbagai provinsi, termasuk Jawa Barat (warga Sunda), turut berempati dan menggalang bantuan kemanusiaan. Baik dari pemerintah maupun kalangan masyarakat atau berbagai komunitas.

BACA JUGA: Gubsu Bersama Ratusan Jemaah Salat Ghaib Bencana Cianjur

Dalam sambutannya, Gubernur menyebutkan bahwa kegiatan salat gaib dan doa bersama yang digelar di Aula Tengku Rizal Nurdin, Sabtu (26/11/2022) sore hingga malam, juga diisi dengan upaya penggalangan dana bantuan dari para hadirin.

Hadir di antaranya Sekretaris Daerah (Sekda) Sumut Arief S Trinugroho, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut Maratua Simanjuntak, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sumut Mohammad Hatta, Ketua Paguyuban Wargi Sunda (PWS) Sumut Dadan Ramdan, serta sejumlah ormas.

Menurut Gubernur, salat gaib dan doa bersama adalah untuk mendoakan warga yang terkena musibah gempa bumi di Cianjur dan Sukabumi. Baik yang meninggal dunia maupun mereka yang selamat. Langkah ini sebagai wujud rasa simpatik rakyat Sumatera Utara kepada saudaranya di Jawa Barat.

“Kita juga pernah duduk seperti ini, melakukan salat gaib untuk Palestina. Sampai ke luar negeri saja kita peduli, apalagi ini di Indonesia,” ungkap Gubernur.

Karena itu, lanjut Gubernur, kegiatan doa ini serangkaian dengan pengumpulan dana bantuan yang nantinya akan diberikan kepada para korban bencana di Jawa Barat. Setidaknya memberikan keringanan atas beban yang dialami masyarakat di sana.

“Apalagi saya selama 11 tahun di Kota Baru. Saya hafal betul, di sana banyak pesantren dan rumah ibadah yang hilang. Dan banyak yang belum ditemukan,” ungkap Edy sembari mengatakan adanya temuan bayi dalam keadaan hidup di bawah puing reruntuhan.

Edy juga mengajak hadirin untuk berdoa agar korban yang hingga saat ini masih hilang, dapat segera ditemukan. Sebab katanya, tidak ada yang bisa melawan kehendak Allah. Namun sebagai manusia, tugasnya adalah membantu sesama.

Pos terkait