Warga Blokir Jalan Medan – Berastagi, Tuntut Kejelasan Tanah dan Mendapat Kekerasan oleh Aparat

Warga Blokir Jalan Medan - Berastagi, Tuntut Kejelasan Tanah dan Kekerasan oleh Aparat
Masyarakat Desa Rambung Baru dan Bingkawan dengan atasnama Koalisi Masyarakat Sipil Anti Perampasan Tanah melakukan aksi blokir Jalan, Senin (25/3/2024).

REPORTER: Tim
EDITOR: Wali

KLIKSUMUT.COM | DELISERDANG – Masyarakat Desa Rambung Baru dan Bingkawan dengan atasnama Koalisi Masyarakat Sipil Anti Perampasan Tanah melakukan aksi blokir Jalan, Senin (25/3/2024) di Jalan Jamin Ginting/Medan-Berastagi, Deliserdang, Sumatera Utara.

Aksi yang mereka lakukan berawal di depan kantor Kecamatan Sibolangit, namun karena merasa tidak ditanggapi atas tuntutan surat keterangan lokasi PT Nirvana Memorial Nusantara tidak asa ujungnya, maka melakukan pembakaran ban bekas di tengah jalan. Alhasil jalan tertutup hingga selama 5 jam lamanya.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Petani Konflik Agaria Jalan Kaki ke Jakarta Istirahat di Sergai

Koordinator Divisi Studi & Advokasi BAKUMSU dan juga mewakili Koalisi Masyarakat Sipil Anti Perampasan Tanah, Juniaty Aritonang menjelaskan bahwa dalam putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, tercantum bahwa lokasi objek PT Nirvana bukan di Rambung Baru tapi Bingkawan.

“Sebelumnya dalam aksi pada 11 Oktober 2023 lalu, Camat Sibolangit sudah menjanjikan akan mengeluarkan surat keterangan lokasi terkait letak PT Nirvana.. Akan tetapi, setelah 2 kali masyarakat mendatangi kantor camat belum juga ada jawaban dari pihak kecamatan,” jelas Juniarty Aritonang.

Maka pada hari ini, Senin 25 Maret 2024, masyarakat kembali mendatangi kantor Camat Sibolangit dengan melakukan aksi. Akan tetapi, masyarakat juga tidak menemui titik terangnya. Maka pada pukul 12.00 wib, masyarakat kembali ke desa mereka, tepatnya letak PT Nirvana Memorial Nusantara berada. Maka terjadilah masyarakat melakukan aksi bakar ban dan blokir jalan di depan pemakaman mewah tersebut.

“Selama 5 jam masyarakat melakukan aksi, aparat kepolisian mencoba untuk menghentikan aksi dengan mematikan kobaran api ban mereka. Sempat terjadi adu mulut antara masyarakat dengan aparat. Tapi, masyarakat masih bisa mempertahankan aksi mereka. Mobil water canon diturunkan aparat kepolisian ke lokasi aksi dan berusaha membubarkan massa,” tambah Juniarty Aritonang kepada sejumlah wartawan di lokasi.

Atas peristiwa tersebut, hingga pada pukul 17.00 WIB sore terjadi kesepakatan dan akhirnya api dipadamkan.

BACA JUGA: Warga Korban Penjualan Tanah PTPN II Minta BPN Blokir Lahan

“Alih-alih menuai damai, tiba-tiba belasan warga mengalami kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian karena masyarakat masih bertahan di jalan,” ucapnya.

Jurniaty juga menjelaskan bahwa salah satunya pemuda berinisial F (17) mengalami luka tendangan di dadanya, diseret dan dipiting oleh aparat. “Hingga saat ini F yang kami samarkan namanya masih mendapatkan perawatan di Puskesmas,” sebut Jurniaty. (KSC)

Pos terkait