Warga AS Gemari Pencak Silat Indonesia

Warga AS Gemari Pencak Silat Indonesia
Alpha Pereira, Amanda Pereira, Abdul Malik, Adam Pereira dan Richard Subaran. (Foto: UPSF)

Ditanya VOA mengapa ia tertarik belajar pencak silat, Adam mengatakan, “Ibu saya dari Indonesia dan paman saya berlatih di perguruan di Jakarta Tiga Berantai. Jadi untuk menghormati keluarga saya, saya suka pencak silat dan saya bisa bertanding dengan orang-orang di dunia internasional.”

Adam telah berlatih olah raga bela diri ini selama 15 tahun, tetapi ia mengaku baru serius berlatih selama enam tahun. Hasilnya? Ia meraih tiga kejuaraan tingkat AS dan dunia. Pertama ia meraih medali perunggu pada kejuaraan dunia pencak silat di Bali tahun 2016. Dua tahun kemudian memenangkan medali perak dalam kejuaraan di Singapura dan pada 2019 Adam meraih medali emas pada kejuaraan terbuka AS di Virginia.

Bacaan Lainnya

Sekolah Musim Panas

Pada musim panas ini, Federasi Pencak Silat AS (UPSF) mengadakan sekolah musim panas yang di AS disebut Summer Camp. Namun karena kekhawatiran virus Corona jenis baru akan merebak, maka menurut Abdul Malik, Summer Camp Pencak Silat akan ditunda.

BACA JUGA:  Penelitian: Ratusan Warga Masschusetts yang Divaksinasi Terjangkit Varian Delta

“Saya pikir lebih dari 20 orang, tapi masih masalah dengan Covid, ada varian baru dan orang-orang masih takut. Saya punya banyak murid mau ikut ke camp ini tetapi orangtua mereka tidak membolehkan. Jadi saya pikir lebih baik ditunda sesudah pandemi turun.”

Semasa pandemi ini UPSF juga mengajarkan pencak silat melalui virtual.

Di samping mempromosikan budaya melalui seni bela diri, Federasi Pencak Silat juga mengadakan kegiatan sosial dengan membagikan sembako. Ditanya dari mana sumber dananya, Poppy Budhiastuti menambahkan, “Biasanya kami mengumpulkan dana dari kantong sendiri, kemudian menggalang dana seperti ikut bazaar, mengadakan Gala Dinner dan minta hibah dari pemerintah negara bagian untuk pembagian sembako”.



Selain Indonesia, banyak negara lain mempunyai pencak silat. Bertolak dari itu maka UPSF menampung grup-grup pencak silat dari negara lain dengan menghargai prinsip, gaya, teknik, falsafah dan budaya masing-masing.

Upaya melestarikan budaya Indonesia sekaligus upaya kemanusiaan yang dilakukan UPSF ini, perlu ditiru oleh kelompok lain, terutama pada masa pandemi yang sulit ini. (VOA)



Pos terkait