Wali Kota Medan: Selain Pengorekan Parit di Perlukan Grand Desain Menghadapi Banjir

Selanjutnya Wali Kota dalam rapat menekankan, penanganan banjir tidak hanya dilakukan dengan melakukan pengorekan saja, tetapi harus dibuat juga grand desain permasalahan banjir tersebut. Dengan grand desain yang dibuat tersebut, dapat dilakukan pemetaan, baik faktor penyebab terjadinya banjir serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Termasuk, perlunya ldilakukan kerjasama dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, sehingga penanganan banjir yang dilakukan berjalan dengan baik.

Oleh karenanya, tegas Wali Kota, penanganan banjir yang dilakukan harus dilakukan dengan baik dan matang. Selain harus mendapat supporting penuh dari pihak kecamatan dan kelurahan, perlu juga diciptakan penanganan yang baik mulai dari proyek hulunya. Dengan demikian penanganan banjir yang dilakukan tidak sekedar seremonial, tetapi mampu mengatasi persoalan banjir yang selama ini dikeluhkan masyarakat.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Tiga Mahasiswa Magang Di EPZA Praktek Persidangan Di PN Medan

Di kesempatan itu Wali Kota menegaskan, penanganan banjir harus dilakukan secepatnya, sebab masuk dalam salah satu program prioritas utama yang harus diselesaikan. Apabila dalam penanganannya ada kendala di luar kewenangan, Wali Kota mengingatkan, baik camat maupun OPD terkait segera sampaikan kepada dirinya.

“Hari ini ruangan Wali Kota bukan ruangan yang sakral dan tidak bisa dimasuki, silahkan saja masuk. Di ruangan saya itu tidak ada meja kerja, semuanya meja panjang untuk rapat. Jadi silahkan saja, mari kita diskusi bersama untuk menyelesaikan masalah. Apabila harus turun ke lapangan, hari itu juga kita turun ke lapangan bersama-sama. Itu yang kita butuhkan,” tegasnya.

Baca juga: Polsek Medan Area Terima Kunjungan Dir Binmas Polda Sumut Cek Kampung Tangguh

Dalam rapat tersebut, keenam camat yang hadir lebih dulu memaparkan persoalan banjir yang terjadi di wilayahnya masing-masing. Selain akibat pendangkalan Parit Sulang Saling yang sudah lama tidak dinormalisasi, tidak sedikit pihak developer yang menutup permukaan parit. Kondisi itu menyebabkan parit tidak mampu menampung debit air ketika hujan turun. Akibatnya air meluap dan menggenangi rumah mau pun badan jalan.

Ditambah lagi, penanganan yang dilakukan selama ini umumnya dilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan seadanya. Sebab, alat berat kesulitan masuk ke lokasi untuk melakukan normalisasi akibat tidak adanya akses jalan masuk menyusul banyak berdirinya bangunan milik warga. Kondisi itu lah yang menyebabkan banjir acapkali menerpa tersebut. (Alian)

Pos terkait