TPD Ganjar-Mahfud Sumut Gelar Nobar Debat Capres Edisi Terakhir

TPD Ganjar-Mahfud Sumut Gelar Nobar Debat Capres Edisi Terakhir
Wakil Ketua TPD Ganjar-Mahfud Sumut Ramses Simbolon memberi keterangan tentang debat Capres ke V di Posko TPD Ganjar-Mahfud Sumut, Jalan Sei Serayu 52, Medan, Minggu (4/2/2024) malam.

MEDAN | kliksumut.com Tim Pemenangan Daerah (TPD) Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menggelar nonton bareng (Nobar) debat ke V Capres atau yang terakhir. Nobar digelar di Posko TPD Ganjar-Mahfud Sumut, Jalan Sei Serayu 52, Medan, Minggu (4/2/2024) malam.

Debat dengan tema kesejahteraan sosial, pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan inklusi. Sedangkan menjadi sub tema meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan. Selanjutnya, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.

Bacaan Lainnya

“Momen terakhir penutupan debat Capres kelima Pemilu 2024. Pak Ganjar menguasai materi dari tema maupun sub tema. Pada bidang tenaga kerja, memberikan latihan kerja agar mempunyai skill, sehingga ketika mencari kerja tidak susah lagi. Bidang kesehatan, setiap desa ada puskesmas dengan dilengkapi tenaga kesehatan (Nakes) dan dokternya sehingga memudahkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan”, ujar Wakil Ketua TPD Ganjar-Mahfud Sumut Ramses Simbolon usai Nobar.

Ia mengatakan tema dan sub tema dalam debat Capres sebenarnya muaranya satu bagaimana membangun karakter bangsa baik pemimpin maupun warga. Bagaimana warga bisa berkreasi kemudian bagaimana warga bebas mengemukakan pendapatnya tanpa ada halangan, dalam kondisi tetap memegang teguh etika publik.

Ramses menuturkan, sebenarnya perdebatan yang terjadi antara Capres agar masyarakat dapat menilai Capres untuk memimpin negara dan bangsa ini, lima tahun ke depan. Jadi kapan seorang pemimpin itu bisa muncul, maka pemimpin muncul dalam masayarakat dari keteladanan pemimpin. Jadi bagaimana pemimpin yang memberi keteladanan maka pemimpin yang memiliki keteladanan lahir dari sebuah proses yang juga disebut bisa diterima oleh masyarakat.

“Apa yang terjadi sekarang sesungguhnya dalam Pilpres 2024? kata Ramses sambil bertanya. Ramses menjelaskan bahwa proses menuju Pilpres 2024 sendiri dari awal sudah cacat. Semua yang diceritakan tentang hulu sedangkan ke hilir sudah cacat bagaimana menghasilkan pemimpin yang baik,”sebut Ramses.

Lebih lanjut, Ramses mengatakan, hal inilah mejadi keprihatinan para guru bangsa, para guru budayawan dan guru-guru besar. Hampir seluruh universitas sudah mengungkapkan keprihatinannya. Hampir seluruh budayawan juga mengungkapkan keprihatinannya malah ada kelompok kontestan tertentu mengatakan aneh dan seolah-olah keprihatinan dari guru bangsa ini dikaitkan-kaitkan dengan afiliasi. Hal ini jadi sangat kacau.

Padahal, jelas Ramses, guru bangsa yang bicara mau meneruskan bagaimana perjalanan bangsa ini. Bagaimana dengan kepimpinan periodik jadi dibuatlah fair dalam mencari kepemimpinan. Jadi kita ikut saja apa yang dimaksud keprihatinan para guru bangsa dan budayawan karena mereka melihat inilah debat Capres tadi kurang seru. Semua mengiyakan, yang dibahas peradaban tapi dia sendiri lupa bahwa proses yang ia lalui untuk itu sudah mengalami kecacatan.

“Bagaimana kita bisa menerima situasi seperti itu. Lahir saja sudah dalam proses cacat. Dalam debat kali ini kurang menarik dan datar, gak ngerti arahnya kemana. Padahal debat sudah dibuka Pak Ganjar tentang kepribadian, berbudaya dan berdikari yang merupakan awal pernyataan Pak Ganjar, hal ini sesuai dengan pemikiran presiden Sukarno pada jamannya. Paslon lain tidak merespon pernyataan Pak Ganjar karena gak kesana pikirannya, pikiran mereka ingin berkuasa,” paparnya.

“Proses lahirnya pemimpin memihak kepada kebenaran yaitu kebenaran formal dan substantif. Padahal pak Ganjar sudah memancing untuk mendapatkan tanggapan ternyata pemahaman salah satu Capres terbatas maka dia setuju-setuju saja,” pungkasnya. (RED)

Wakil Ketua TPD Ganjar-Mahfud Sumut Ramses Simbolon memberi keterangan tentang debat Capres ke V di Posko TPD Ganjar-Mahfud Sumut, Jalan Sei Serayu 52, Medan, Minggu (4/2/2024) malam.

Debat dengan tema kesejahteraan sosial, pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan inklusi. Sedangkan menjadi sub tema meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan. Selanjutnya, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.

“Momen terakhir penutupan debat Capres kelima Pemilu 2024. Pak Ganjar menguasai materi dari tema maupun sub tema. Pada bidang tenaga kerja, memberikan latihan kerja agar mempunyai skill, sehingga ketika mencari kerja tidak susah lagi. Bidang kesehatan, setiap desa ada puskesmas dengan dilengkapi tenaga kesehatan (Nakes) dan dokternya sehingga memudahkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan”, ujar Wakil Ketua TPD Ganjar-Mahfud Sumut Ramses Simbolon usai Nobar.

Ia mengatakan tema dan sub tema dalam debat Capres sebenarnya muaranya satu bagaimana membangun karakter bangsa baik pemimpin maupun warga. Bagaimana warga bisa berkreasi kemudian bagaimana warga bebas mengemukakan pendapatnya tanpa ada halangan, dalam kondisi tetap memegang teguh etika publik.

BACA JUGA:Antusias TKD Ganjar dan Mahfud Sumut Nobar Debat Capres Session 1

Ramses menuturkan, sebenarnya perdebatan yang terjadi antara Capres agar masyarakat dapat menilai Capres untuk memimpin negara dan bangsa ini, lima tahun ke depan. Jadi kapan seorang pemimpin itu bisa muncul, maka pemimpin muncul dalam masayarakat dari keteladanan pemimpin. Jadi bagaimana pemimpin yang memberi keteladanan maka pemimpin yang memiliki keteladanan lahir dari sebuah proses yang juga disebut bisa diterima oleh masyarakat.

“Apa yang terjadi sekarang sesungguhnya dalam Pilpres 2024? kata Ramses sambil bertanya. Ramses menjelaskan bahwa proses menuju Pilpres 2024 sendiri dari awal sudah cacat. Semua yang diceritakan tentang hulu sedangkan ke hilir sudah cacat bagaimana menghasilkan pemimpin yang baik,”sebut Ramses.

Lebih lanjut, Ramses mengatakan, hal inilah mejadi keprihatinan para guru bangsa, para guru budayawan dan guru-guru besar. Hampir seluruh universitas sudah mengungkapkan keprihatinannya. Hampir seluruh budayawan juga mengungkapkan keprihatinannya malah ada kelompok kontestan tertentu mengatakan aneh dan seolah-olah keprihatinan dari guru bangsa ini dikaitkan-kaitkan dengan afiliasi. Hal ini jadi sangat kacau.

Padahal, jelas Ramses, guru bangsa yang bicara mau meneruskan bagaimana perjalanan bangsa ini. Bagaimana dengan kepimpinan periodik jadi dibuatlah fair dalam mencari kepemimpinan. Jadi kita ikut saja apa yang dimaksud keprihatinan para guru bangsa dan budayawan karena mereka melihat inilah debat Capres tadi kurang seru. Semua mengiyakan, yang dibahas peradaban tapi dia sendiri lupa bahwa proses yang ia lalui untuk itu sudah mengalami kecacatan.

BACA JUGA:Debat Capres, TPD Ganjar-Mahfud Sumut Optimis Ganjar Semakin Dicintai Rakyat Indonesia

“Bagaimana kita bisa menerima situasi seperti itu. Lahir saja sudah dalam proses cacat. Dalam debat kali ini kurang menarik dan datar, gak ngerti arahnya kemana. Padahal debat sudah dibuka Pak Ganjar tentang kepribadian, berbudaya dan berdikari yang merupakan awal pernyataan Pak Ganjar, hal ini sesuai dengan pemikiran presiden Sukarno pada jamannya. Paslon lain tidak merespon pernyataan Pak Ganjar karena gak kesana pikirannya, pikiran mereka ingin berkuasa,” paparnya.

“Proses lahirnya pemimpin memihak kepada kebenaran yaitu kebenaran formal dan substantif. Padahal pak Ganjar sudah memancing untuk mendapatkan tanggapan ternyata pemahaman salah satu Capres terbatas maka dia setuju-setuju saja,” pungkasnya. (RED)

Pos terkait