Tawuran Antar Geng Di Tanjung Tiram Batu Bara, Polisi Disalahkan Begini Penjelasan AKP Selamet…

BATU BARA | kliksumut.com – Aksi tawuran antar geng di Kelurahan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara yang mengunakan bom molotov sempat viral di medsos dan online, lewat rekaman video amatir warga, yang menyebut “mana Polisinya”. Kapolsek Labuhan Ruku AKP Selamet M, angkat bicara kepada wartawan, Senin sore (11/11/).

Baca : Tawuran Antar Geng Ngelunjak Gunakan Bom Molotov di Pasar Tanjung Tiram

Bacaan Lainnya

“Sejauh ini pihak Kepolisian, sudah berulang kali melakukan pengamanan dan membuat perjanjian terhadap pelaku serta orang tua agar tidak mengulangi tawuran lagi, polisi juga sudah pernah membuat tenda dan penjagaan ditempat tersebut,” ungkap Kapolsek AKP Selamet yang didampingi Kanit J Sitinjak.

Selanjut AKP Selamet menjelaskan, tawuran ini bukan terjadi baru kali ini aja, tawuran seperti musiman ini sudah ada sejak dahulu, bahkan Polisi juga telah melakukan kordinasi sudah sampai tingkat Pemkab Batu Bara dan DPRD. membuat usulan pembangun Kantor Polsek Tanjung Tiram, dititik terjadinya tawuran, namun hingga kini ajuan tersebut belum terealisasi.

Menurutnya Polsek Labuhan Ruku mempunyai wilayah yang sangat luas se Polres Batu Bara dan padat penduduk, meliputi wilayah hukum di 5 Kecamatan ini tidaklah dapat bekerja secara maksimal. “Sementara jumlah personil terbatas, personil setiap malam nya mengadakan patroli di 5 Kecamatan yang jarak nya berjauhan, disaat kita masih berada tidak jauh dari lokasi, bahkan sampai pukul 02.00 Wib, mereka tidak melakukan tawuran, disaat petugas bergeser patroli ke wilayah lain, disitulah mereka beraksi,” ujar Kapolsek.

AKP Selamet juga menjelaskan bahwa tawuran tidak terjadi bila ada patroli polisi yang berada disitu, ketika patroli bergeser ke daerah lain yang juga wilayah hukum Polsek Labuhan Ruku, baru lah mereka membuat aksi tawuran.

Jadi kalau lah ada polsek dititik dimana terjadi nya tawuran, yang kebetulan tempat itu bekas kantor Camat Tanjung Tiram lama, setidaknya bisa meminimalisir atau menuntaskan terjadinya tawuran yang sudah lama terjadi.

“Untuk mengatasi tawuran tersebut sebaiknya perlulah peran serta pihak perangkat desa pemerintah Kecamatan dan stakeholder terkait saling bergandengan untuk mengatasi tawuran yang terjadi, jangan semuanya dilimpahkan kepada Kepolisian, seolah – olah bola matinya sama Polisi,” jelas Selamet.

Seperti sebelumnya polisi amankan para pelaku tawuran, namun pihak perangkat Desa Orang tua, memohon untuk menjamin agar bisa keluar para pelaku tawuran tersebut. Tindakan preventif juga telah dilakukan, dengan memberikan bantuan sembako, gotong royong, dan peci agar para remaja rajin kemasjid.

Bahkan Polsek Labuhan Ruku juga sudah mengamankan ketua geng yang memakai senjata tajam sudah diamankan dan sampai saat ini proses hukum nya masih berjalan.

Selamet juga menambahkan pihak kepolisian akan membahas kembali dan melakukan pertemuan terhadap para tokoh masyarakat, pemerintah setempat untuk bersama menuntaskan tawuran tersebut.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Batu Bara, Syawaluddin Pane mengatakan, yang pertama penyebab dari seringnya aksi tawuran adalah rendahnya tingkat pendidikan para remaja yang ikut tawuran.

“Sebahagian dari mereka adalah anak yang putus sekolah, dan tidak perdulinya para orang tua mengawasi anaknya, serta minimnya sosialisasi dari semua instansi terkait,” ungkap Syawal.

Baca : Unit Reskrim Polsek Labuhan Ruku Kembali Tangkap Bandar Narkoba

Lanjutnya, pemerintah mulai dari Desa sampai Kabupaten juga harus yang terdepan untuk mengatasi masalah ini, seperti Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, harus memberikan solusi, juga peran serta Majelis Dakwah, Binmas Polres Batu Bara, secara rutin melakukan penyuluhan.

“Kalau semua ini bergerak saya yakin ini dapat di redam. Mirisnya yang terlibat tawuran kebanyakan sudah terpengaruh kecanduan dengan ngelem, bahkan narkoba,” ungkapnya. (Sholeh Pelka)

Pos terkait