Strategi Pemasaran 4.0 Ditengah Pandemi Covid-19

Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring SE., M.M

Oleh : Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring SE., M.M., M.Ahdi Negara Nasution SE., Dicky Hendi ,SM., Reza Romi Mahadi,SE

kliksumut.com – Virus Corona atau Covid- 19 berdampak serius kepada kesehatan masyarakat dan menghantam tatanan keadaan bumi, terutama mengancam stabilitas ekonomi, beberapa perusahaan mengambil kebijakan dengan cara melakukan efisiensi, mulai dari mengurangi gaji karyawan hingga hal yang paling ekstrim adalah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawan.

Pandemi Covid-19 mengancam kesehatan manusia di seluruh dunia. Data menunjukkan pada tanggal 3 Juni 2020, terdapat 4.468.863 orang di dunia yang terinfeksi virus corona, di Indonesia dengan total 28.233 orang dan terkhusus di Provinsi Sumatera Utara ada sekitar 470 orang terinfeksi yang tersebar di 18 Kabupaten Kota se-Sumut, yakni meninggal 45 orang, sembuh 168 orang dan pasien dalam pengawasan sebanyak 160 orang (sumberdata:@humassumut).

Baca juga: Manfaatkan Bonus Demografi Menuju Industri 4.0

Bacaan Lainnya

Saat ini pemerintah dan masyarakat dituntut untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi darurat dan bertindak responsif dalam mengantisipasi dampak dari Covid-19 terhadap sektor bisnis secara keseluruhan.

Bukti Covid-19 telah membuat ekonomi dunia hancur lebur adalah jumlah pengangguran meningkat, banyak industry jasa terpuruk, aktivitas manufaktur menurun, tahun buruk untuk perdagangan, ekonomi global menurun.

Ancaman bagi pemasar adalah sulit nya untuk menjual produk mereka di tengah tengah keadaan seperti ini, yang dulu para penjual dengan kebiasan menjual melakukan tatap muka langsung dengan konsumen, berinteraksi dengan para konsumen, sekarang harus terbatas bahkan tidak boleh bertatap langsung dengan konsumen.
Maka dibutuhkan strategi pemasaran yang berbasis tekhnologi untuk merubah cara menjual produk ke masyarakat bahkan tanpa harus bertatap muka, dimasa sekarang ini penggunaan tekhnologi menjadi solusi terbaik untuk membantu roda ekonomi tetap bisa bertahan, pemasaran melalui media social harus dimaksimalkan, berikut strategi pemasaran 4.0 yang efektif ditengah pandemi Covid-19.

1. Manfaatkan media social sebagai senjata utama pemasaran
Ditengah kondisi masyarakat di imbau mengurangi tatap muka dan keluar rumah, maka media social dapat menjadi salah satu cara dalam mempromosikan produk atau usaha yang dimiliki, anda bisa menjangkau para konsumen dengan menggunakan media sosial .

Baca juga: Selama 3 Hari, KAGAMA Sumut Gelar Millenial Fest Industry 4.0

2. Geser fokus, buat produk yang relevan
Cara ini harus memutar haluan, banyak produk yang kita paksakan untuk menjual agak sulit untuk closing dikarenakan keadaan, seperti produk2 wisata,dll.Disaat keadaan begini bisa pemasar melakukan geser fokus dan menjual produk produk yang relevan.
Sebagai contoh, pebisnis pakaian atau kerudung bisa beralih membuat masker-masker kain yang kini wajib dipakai demi mencegah penyebaran virus.

Bisnis jasa kecantikan seperti salon pun bisa menyiasati strategi ini dengan mengubah fokus dari jasa menjadi ritel produk kecantikan. produk yang biasa dipakai untuk pelanggan bisa dikemas dan dijual lewat platform digital.

3. Promosi
Sepertinya pemasar harus lebih gencar dari biasanya dalam melakukan promosi, yaitu promosi secara digital
Contohnya adalah Untuk bisnis makanan dan minuman, promosi bisa dibuat dengan memberi harga diskon atau paket menu tertentu.

Promosi yang tepat di tengah kondisi pandemik sebaiknya lebih gencar untuk layanan pesan antar. “Promosi seperti free ongkir (ongkos kirim) bisa lebih bermanfaat.

4. Maksimalkan layanan online
Penjualan daring jadi andalan ketika masyarakat berdiam diri di rumah dan membeli segala kebutuhan melalui internet.

Maksimalkan semua layanan daring dan jangan lupa buat aplikasi atau platform yang mudah diakses oleh konsumen. Sebagai alternatif, bergabunglah ke berbagai e-commerce untuk memperluas lapak dagangan di dunia maya.

5. Memperbarui segmentasi, positioning dan targeting
Seperti kita ketahui kondisi seperti sekarang ini harus membutuhkan penyesuaian agar produk tetap bisa diterima masyarakat.

Hal yang paling umum dilakukan perusahaan khususnya manufaktur dengan mengubah komposisi produk mereka dengan menambahkan bahan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh para konsumen seperti jahe dan jeruk.

Baca juga: KAGAMA Sumut Gelar Millenial Fest Industri 4.0 di Bulan Oktober

Untuk perusahaan jasa bisa mengubah alur prosedur perusahaan dan menambahkan informasi mengenai pemakaian masker dan harus cuci tangan sebelum masuk ke dalam kantor. Dan pastikan perusahaan harus mensterilkan perusahaan mereka.

6. Membedakan harga offline dan online
Perusahaan harus bisa membuat harga yang berbeda. Harus memikirkan agar pelanggan dapat memilih belanja secara online. ini semata mata untuk mendukung pemerintah dalam memutus mata rantai pandemi ini.

Perusahaan juga harus memikirkan siklus produk secara online dan offline berbeda sehingga perusahaan dapat dengan mudah menentukan harga.

7. Persiapan dalam menghadapi Covid-19
pada dasarnya pelaku bisnis belum memiliki kesiapan menghadapi pandemic Covid-19.

Pelaku bisnis dituntut untuk memiliki absorptive capacity untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyak tentang pandemi Covid-19 baik tentang perilaku konsumen, perilaku usaha maupun kebijakan pemerintah sehingga mereka bisa mempersiapkan dirinya untuk melanjutkan dan mengembangkan usaha/bisnisnya.

Proses manajemen pengetahuan dapat memberikan wawasan kepada pengusaha untuk membantu mereka mengidentifikasi dan mengembangkan strategi yang efektif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan.

Tentukan strategi pemasaran mana yang cocok dan dapat Anda lakukan di masa sekarang agar produk bisnis yang dijalani tetap laku di pasaran.

Sebelumnya, Anda juga harus memperhatikan keuangan bisnis agar strategi yang dilakukan relevan dengan kondisi keuangan.(***)

Penulis adalah Dosen dan Mahasiswa Magister Ilmu Manajemen, Universitas Sumatera Utara, Stambuk 2019)

Pos terkait