Sindiran Terbuka, Sinyal Amin Tak Inginkan Zulhas Pimpin PAN

JAKARTA | kliksumut.com Sindiran terbuka disampaikan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais kepada Zulkifli Hasan menjadi sinyal bahwa Amin Rais tidak menginginkannya untuk kembali memimpin PAN.

Dalam sindirannya, Amin mengaku terhadap tokoh PAN yang dinilai takut dengan sesama manusia. Amien pun menyindir Zulhas yang sempat memberikan dukungan kepada Joko Widodo-Maruf tanpa adanya syarat. Bahkan Amien mengatakan akan membawa pernyataan politik Zulhas dalam pembahasan Rakernas.

Bacaan Lainnya

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno berpendapat, sindiran keras itu adalah sinyal bahwa Amien Rais tidak menginginkan Zulhas menjadi Ketua Umum PAN lagi.

Amien, kata Adi, tidak suka dengan sikap Zulhas yang sempat mendukung Jokowi-Ma’ruf tanpa syarat. Sejak awal Mantan Ketua PP Muhammadiyah itu berseberangan politik dengan Presiden Jokowi.

Baca : Rakernas Sempat Memanas, 9 Lokasi Kongres PAN Belum Disepakati

“Amien tidak suka dengan Zulhas yang mendukung Jokowi meski tanpa syarat. Apalagi sejak lama Amien merasa menentang Jokowi,” kata Adi, seperti dilansir rmol.com, Sabtu (7/12).

Lebih lanjut Adi menyatakan, sikap sindiran terbuka di hadapan petinggi PAN seluruh Indonesia itu, menjadi petanda bahwa Zulhas akan susah mendapatkan dukungan politik untuk melanjutkan kepemimpinan di matahari putih itu.

“Sikap ini menjadi penanda amien bakal sulit dukung Zulhas untuk menjadi Ketum PAN lagi. Jelas sekali sinyalnya,” demikian analisa pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah.

Lepas Dari Ketergantungan

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan menilai kongres PAN 2020 mendatang menentukan masa depan PAN. Tantangan utama PAN saat ini adalah bagaimana PAN melepaskan ketergantungan dari satu orang saja.

“Contoh utamanya adalah bagaimana kita membawa PAN lebih independen, tidak dipakai sebagai kendaraan politik atau kendaraan salah satu keluarga saja,” kata Bara di Jakarta, Sabtu (7/12).

Bara Hasibuan beranggapan jika hal itu tidak bisa dilakukan, maka PAN dianggap tidak akan bisa berkembang. Bahkan ia menilai PAN bakal hanya stuck di perolehan suara enam hingga tujuh persen pada setiap pemilu.”Seharusnya, semua peserta kongres, pengurus daerah, menyadari itu adalah tantangan utama bagi PAN ke depan,” ujarnya.

Selain perolehan suara yang stagnan, dampak negatif jika PAN tetap bergantung dengan satu orang maka hal itu menyebabkan PAN tidak berkembang. Menjawab hal itu wakil ketua umum PAN lainnya Mulfachri Harahap membantah pernyataan Bara tersebut.

Baca : KPU Medan : Calon Perseorangan Segera Daftarkan Tim Operator

“Yang mana keluarga Pak Amien mendominasi partai PAN? Saya tidak melihat adanya dominasi dari keluarga Pak Amien di Partai PAN,” ujar Mulfachri Harahap.

Mulfachri menyatakan, mulai ketua umum hingga sekjen bukanlah keluarga Amien.
“Tidak pernah ada keluarga Amien ada dalam posisi puncak partai. “Jadi menurut saya tuduhan itu tidak berdasar,” ungkapnya. (rmol/rpk)

Pos terkait