Saat Isoman, 2.300 Lebih Pasien COVID-19 Meninggal

Malaysia Akan Berlakukan Lockdown Total, Akibat Naiknya Kasus Covid-19
Petugas kesehatan yang mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) membawa peti jenazah saat pemakaman korban COVID-19 di Klang, Malaysia. (Foto: AP).

“Data yang kami kumpulkan adalah fenomena puncak gunung es, kematian orang yang di luar fasilitas kesehatan, kami menduga jaga lebih tinggi. Ketika tadi disinggung Jakarta seolah-olah menjadi yang tertinggi kematian saat isoman itu karena Jakarta kebetulan kooperatif, sangat mendukung kami dalam memberikan data. Ini bukan berarti kematian isoman di Jakarta paling tinggi, bisa jadi daerah lain lebih tinggi cuma karena memang data yang kami dapatkan di Jakarta ini bisa dibilang sudah mendekati riil karena ini data official juga dan data yang dilaporkan berbasis pemakaman prokes COVID-19 yang dilakukan di Jakarta,” jelasnya.

Sampai detik ini, pihaknya masih menemukan data terkait COVID-19 yang belum dilaporkan oleh kabupaten/kota kepada publik atau kepada Kementerian Kesehatan. Ia mencontohkan kota Malang pada 19-20 Juli angka kematian dilaporkan nol. Kemudian baru ada laporan angka kematian pada 21 Juli bahwa tiga orang meninggal dunia.

Bacaan Lainnya

Padahal, berdasarkan data yang diterimanya dari tim pemakaman jenazah di daerah tersebut, sebanyak 26 jenazah dimakamkan dengan protokol COVID-19, di mana sembilan diantara mereka meninggal saat melakukan isolasi mandiri.

Agar tidak semakin banyak pasien COVID-19 yang meninggal di luar rumah sakit, pihak LaporCovid-19 merekomendasikan pemerintah untuk memperbanyak sarana dan prasarana untuk mendukung pengendalian pandemi COVID-19 seperti tempat isolasi terpusat terutama di wilayah-wilayah pedesaan atau pinggiran kota, agar pasien-pasien dapat diawasi dan ditangani dengan baik.

“Pentingnya proses pendataan, pemantauan, dan dukungan bagi pasien isoman dan tentunya juga pentingnya transparansi data kematian disampaikan kepada masyarakat sehingga bisa menjadi media edukasi bagi masyarakat atau pasien yang sedang menjalani isoman termasuk apa yang harus dilakukan,” tuturnya.

Selain itu, penting bagi pemerintah untuk membangun koordinasi dan komunikasi yang baik mulai dari level pemerintahan terkecil di tengah-tengah masyarakat seperti di tingkat RT/RW. Menurutnya, hal ini penting agar pasien-pasien COVID-19, terutama yang sedang melakukan isolasi mandiri bisa ditangani secara cepat, dan dapat diawasi sampai sembuh sehingga angka kematian bisa ditekan secara signifikan.

BACA JUGA: Kelompok-Kelompok di Thailand Menyatu Karena Kegagalan Vaksinasi COVID-19

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Lies Dwi Oktaviani mengajak kepada semua masyarakat untuk pro aktif melapor kepada pihak-pihak terkait ketika terpapar virus corona. Hal ini penting untuk dilakukan, agar pasien-pasien tersebut dapat dengan segera ditangani dan mendapatkan perawatan yang tepat.



“Bagaimana kita bisa mengurangi risiko orang yang meninggal saat isoman. Ini sudah kita tekankan kepada warga bahwa untuk isoman harus melaporkan kepada satgas setempat kemudian juga di satu sisi satgas RT/RW sampai lurah juga harus tahu ada warganya yang sedang isoman, supaya bisa kita penuhi dukungannya baik kesehatan, maupun dukungan kebutuhan hidup sehari-hari,” ungkap Lies.

Pihak Pemprov DKI, ujarnya sampai detik ini juga selalu berusaha agar pasien COVID-19 dengan gejala sedang hingga berat bisa memperoleh kesempatan untuk dirawat di rumah sakit.

“Dan kemudian tentu saja kita berharap orang yang berindikasi medis untuk bisa dirawat di rumah sakit bisa mendapatkan kesempatan dirawat, ini memang PR (pekerjaan rumah) sama-sama,” pungkasnya. (voa)



Pos terkait