MEDAN | kliksumut.com — Dewan Pimpinan Pusat Relawan Indonesia Kerja (RIK) mengajak warga negara Indonesia melakukan gerakan total memutus mata rantai penyebaran corona virus disease atau Covid – 19 dimasa puasa 1 Ramadhan 1441 Hijriyah atau April 2020.
Upaya paling efektif memutus mata rantai penyebaran virus corona baru, kata Ketua Umum RIK Sahat Simatupang adalah saat aktivitas manusia sebagai agen penularan virus, melambat atau terhenti total.
Namun karena pemerintah Indonesia tidak melakukan penghentian total aktivitas manusia (lockdown) dan lebih memilih pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, maka penyebaran virus sulit diputus akibat aktivitas manusia masih tetap tinggi.
Baca juga : Antisipasi Penyebaran Covid-19, 19 TKI Jalani Pemeriksaan Kesehatan
“Ini yang jadi masalah terbesar bagimana caranya memutus penyebaran virus corona.PSBB adalah pilihan terbaik dari opsi cara memutus mata rantai penularan corona. Namun tanpa disiplin yang ketat, PSBB hanya menunda sementara jumlah orang yang akan tertular. Saya sangat khawatir,” kata Sahat, Minggu 12 April 2020.
Menurut Sahat, pemerintah dan rakyat Indonesia harus bisa memanfaatkan momentum bulan puasa 1441 Hijriyah yang kemungkinan mulai 24 April atau 25 April 2020.
“Puasa kali ini menjadi momentum paling berharga karena kita bisa mengalahkan virus corona dan menyelamatkan jiwa manusia. Kalau Indonesia gagal dimasa puasa ini, kita akan berada pada masa yang paling sulit,” ujar Sahat.
RIK, sambung Sahat mempelajari kebiasaan atau habbit warga Indonesia yang sedang menjalankan puasa.
“Pergerakan manusia atau mobilitas orang cenderung melambat dan lebih banyak dirumah di awal hingga pertengahan puasa. Namun menjelang akhir puasa mobilitas harian manusia meningkat tajam dibanding hari tanpa bulan puasa,” ujar Sahat.
Korelasi aktivitas manusia yang menurun saat puasa, sambung Sahat, seharusnya berbanding lurus dengan aktivitas pabrik yang menurunkan kapasitas produksinya agar pencemaran udara selama bulan puasa bisa menurun tajam. Namun yang terjadi, kata Sahat justru sebaliknya.
“Pabrik menggenjot produksi karena dipenghujung puasa akan ada pembelian besar – besaran konsumen. Akibatnya pencemaran buangan asap pabrik malahan tinggi saat puasa,” ujar Sahat.
Selain asap pabrik, buangan asap kenderaan bermotor, harap Sahat, bisa menurun tajam saat bulan puasa karena masyarakat lebih banyak dirumah.
“Kualitas udara yang bersih dan aktivitas atau mobilitas manusia yang menurun selama 1 bulan puasa mudah – mudahan bisa lebih cepat memutus rantai penularan corona di Indonesia” ujar Sahat.
Sekretaris Jenderal RIK Ihutan Pane mengatakan pemerintah pusat pemerintah daerah, TNI dan Polri serta tokoh agama agar tak bosan – bosannya menghimbau dan mengajak warga mengurangi aktivitas diluar rumah selama masa puasa.
“Masa puasa ini perbanyak zikir dirumah, beraktivitas dirumah dan beramal dengan gerakan menanam pohon di halaman rumah masing – masing atau ditempat yang disepakati dengan pengurus mesjid,” ujar mantan pengurus Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatera Utara ini.
Jika semua umat Muslim yang berpuasa menanam 1 batang pohon saat mulai puasa 1441 Hijriyah, sambung Ihutan, maka Ramadhan tahun depan ada jutaan pohon yang kita tanam berumur 1 tahun.
“Insya Allah pohon yang tumbuh jadi ladang pahala kita menyelamatkan bumi dari pencemaran udara dan kerusakan ozon. Kami mengumpulkan data penyebaran virus corona terjadi di daerah yang mobilitas penduduknya tinggi dan tingkat pencemaran udara yang juga tinggi,” ujar mantan pengurus Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatera Utara ini.
Ihutan mengatakan pemerintah tidak mungkin melarang warga yang akan melakukan sholat tarawih di mesjid selama puasa. Namun menurut Ihutan, pemerintah harus terus menghimbau mesjid agar selama puasa, mesjid menjalankan aturan jarak aman fisik antar jamaah dari kemungkinan penularan corona.
“Kalau kita berhasil disiplin dan memanfaatkan puasa kali ini dengan lebih banyak beribadah dan beraktivitas dirumah untuk memutus rantai penyebaran virus corona, kita akan selamat dari bencana ini dan kita meninggalkan legacy untuk generasi berikutnya,” ujar Ihutan.
Baca juga : Relawan Imbau Pendukung Jokowi Kawal Kabinet, Bukan Membubarkan Diri
RIK, sambung Ihutan berharap usai wabah corona mereda, warga Indonesia akan tetap disiplin menjalankan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan membiasakan diri memakai masker dikerumunan orang maupun di bandara.
“Termasuk kantor pemerintah, swasta dan tempat ibadah harus lebih peduli dengan selalu rutin menyemprot cairan disinfektan dan menjaga kebersihan lingkungan dan merubah paradigma bahwa Idul Fitri adalah kemenangan yang harus dirayakan dengan mobilitas atau pergerakan orang yang luar biasa besar. Kemenangan yang hakiki adalah puasa yang membawa pahala dan manfaat besar bagi penyelamatan bumi,” kata Ihutan mengakhiri. (Sht/alian)