Rektor USU Usung Semangat “Transformation Towards Ultimate” Menuju Internasionalisasi Kampus

Ia menegaskan dekan beserta wakil dekan harus mampu mengelola fakultas dengan baik sehingga setiap prodi dapat melakukan kegiatan secara maksimal. Dekan harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, serta menyediakan sarana dan prasarana yang mumpuni.

Dekan beserta wakil dekannya harus mampu melihat prioritas, terutama anggaran. Kita harus sediakan fasilitas yang baik di lingkungan fakultas agar dapat digunakan oleh setiap prodi. Mengenai ruangan misalnya, kita harus mengusung konsep share to another. Menurut saya bukan sebuah kebutuhan bahwa satu dosen memiliki satu ruangan. Kita sediakan saja satu ruangan model ruangan rapat, sediakan konsumsinya,” paparnya.

Bacaan Lainnya

Penggunaan fasilitas fakultas menurutnya haruslah mengusung semangat kampus merdeka. Ia menekankan tidak ada fasilitas yang dapat dimonopoli oleh satu pihak, melainkan setiap civitas akademika dapat menggunakannya sesuai aturan. Menurutnya semangat kampus merdeka harus dapat dipahami dengan baik.

 

Baca juga: Cek Pelaksanaan PPKM, Kasdam I/BB Kunjungi Wilayah Kodim 0212/TS

 

“Dalam semangat kampus merdeka, kita mengupayakan mahasiswa untuk mendapatkan belajar di luar kelas. Saat ini konsepnya adalah delapan semester di dalam kelas. Maka kita canangkan dekonstruksi kurikulum dengan dua format,” sebut Muryanto Amin.

Format kampus merdeka yang sedang ia persiapkan adalah enam semester pembelajaran dalam kelas untuk fondasi keilmuan, satu semeseter di luar ruangan, lalu setelahnya kembali ke kampus untuk satu semester lagi. Format kedua adalah lima semester di dalam kelas, dua semester di luar kelas, lalu kembali ke kampus untuk satu semester lagi. Aktivitas pembelajaran di luar kelas dapat berbentuk magang, riset, Kuliah Kerja Nyata (KKN), atau hal lainnya.

“Kaprodi harus aktif untuk fasilitasi pembelajaran di luar kelas. Seperti misalnya mencari mitra untuk menerima mahasiswa magang, bekerja sama dengan berbagai pihak dan sebagainya. Karena pada dasarnya dekonstruksi kurikulum itu ada di ranah prodi. Dekan dalam hal ini memantau dan memberikan dukungan dan bantuan mensukseskannya,” tambahnya.

Pos terkait