PTAR dan Koperasi SDM Konsisten Wujudkan Ekonomi Kerakyatan

BATANG TORU | kliksumut.com - Tanggung jawab sosial perusahaan adalah bagian dari kelangsungan bisnis, harus memberi manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan secara konsisten.

Oleh : Benny Setiawan

BATANG TORU | kliksumut.com Tanggung jawab sosial perusahaan adalah bagian dari kelangsungan bisnis, harus memberi manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan secara konsisten.

Bacaan Lainnya

Konsistensi itu masih dipertahankan PT Agincourt Resources (PTAR) Martabe, bergerak di sektor tambang emas di Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara.

PTAR mewujudkan tanggung jawab itu melalui program CSR (Corporate Social Responsibility), menyasar 5 pilar meliputi pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, budaya, dan infrastruktur.

BACA JUGA: Agincourt Resource Gelar Dokter Spesialis Masuk Desa dan Penanganan Anak Stunting

Tak heran, PTAR meraih peringkat Emas di Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) dan boyong 10 penghargaan dalam gelaran Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2022.

BATANG TORU | kliksumut.com - Tanggung jawab sosial perusahaan adalah bagian dari kelangsungan bisnis, harus memberi manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan secara konsisten.
Ruang kegiatan para kerja pembuatan furniture

“Diantaranya adalah The Top Corporate Leadership on SDGs, The Most Committed Corporate on SDGs for Social Pillars, The Most Committed Corporate on SDGs for Economy Pillars,” sebut Katarina Siburian Hardono, senior Manager Corporate Communications PTAR, Minggu (26/02/2023).

Bukti nyata program PTAR berjalan dan berlanjut untuk pemberdayaan ekonomi, dapat dilihat lewat usaha bisnis dikelola kelompok pemuda dari Desa Wek II Kecamatan Batang Toru, Tapsel.

Kreasi pemuda lokal tergabung dalam Koperasi Sarop Do Mulana (SDM) binaan PTAR, yakni ‘menyulap’ palet kayu bekas menjadi furnitur atau perabot, memiliki nilai estetika dan ekonomi.

BATANG TORU | kliksumut.com - Tanggung jawab sosial perusahaan adalah bagian dari kelangsungan bisnis, harus memberi manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan secara konsisten.
Disela kegiatan Safari Jurnalistik, kru PTAR dan awak Media, mengunjungi Koperasi Sarop Do Mulana (SDM) binaan PTAR di Tapsel.

Palet kayu biasanya kata Jul, digunakan menjadi alas untuk meletakan kontainer atau barang berat, sehingga mudah diangkat oleh alat bantu.

Selain mebel atau perabot, pemuda Koperasi SDM juga memproduksi pupuk kompos melalui pemanfaatan sawdust (serbuk kayu) bernilai ekonomis.

“Palet kayu awalnya tempat barang logistik dan sampah di tambang emas martabe. Kita ambil ke lokasi gratis, lalu kita olah,” kata Julfikri Harahap, sekretaris Koperasi SDM.

Jul menuturkan, pengolahan palet kayu juga berkat tawaran pihak PTAR, yang mengaku siap membantu kreativitas para pemuda di sekitar lokasi tambang.

“Kami awalnya sebuah komunitas, lalu bertransformasi jadi koperasi pada 2016, kita mulai produksi pupuk kompos dan akuaponik, berkembang jadi olahan produk mebel dan kerajinan,” jelas Jul.

“PTAR membantu Koperasi SDM dengan beberapa fasilitas. Seperti workshop, alat pertukangan, dan mesin pencacah. PTAR juga buka lahan olah palet di Desa Semuran Batang Toru,” lanjutnya.

Menurut Jul, kerjasama antara pemuda di Koperasi SDM dengan pihak PTAR pun senantiasa berjalan baik dan konsisten.

“Langganan tetap kita tidak lain pihak PTAR, mulai dari soal persediaan mebel hingga pupuk sawdust. Pupuk kita jual Rp2 ribu perkilogram,” ucap Jul.

“Kami juga dibekali pelatihan berbasis komputer, manajemen keuangan, dan pendampingan organisasi, agar mampu menjadi kelompok yang mandiri dan berkelanjutan,” ujarnya.

Jenis produk mebel dihasilkan dari palet kayu jati Belanda itu sebut Jul, berupa meja, lemari, kursi dan lainnya, dengan harga bervariasi mencapai jutaan rupiah.

BACA JUGA: Air Sisa Proses PT AR, Bupati Tapsel: Saya Pernah Minum

“Alhamdulillah, kalau omzet sebulan mau 9 jutaan, tergantung jumlah pesanan. Pembelinya, ada juga dari masyarakat lokal, bahkan luar kota,” sebut Jul.

“Penghasilan kita gunakan untuk gaji anggota, bayar listrik, sewa lahan dan simpanan kas juga. Jumlah anggota kita sekarang 8 orang,” tambahnya.

Meski bermula dari komunitas atas dasar kebiasaan, Jul mengakui berkat kepedulian PTAR, telah mengubah sisi ekonomi pemuda dan masyarakat menjadi lebih baik dan berkelanjutan.

Jul juga tak bisa pungkiri, segala upaya mencapai kesuksesan butuh sebuah proses, apalagi mendapatkan dukungan penuh dari pihak PTAR.

“Meski penghasilan kita sekarang masih minim, tapi semangat kita tak luntur dan terus berusaha untuk sukses. Kami optimis dengan itu, demi masa depan ekonomi masyarakat,” ungkap Jul.

“Ada kata bijak menyebut, anda tak bisa mengubah masa depan. Tapi anda bisa mengubah kebiasaan. Tentu, kebiasaan akan mengubah masa depan,” tutupnya. (**)

Pos terkait