Polemik Jurnalis dan Wali kota Medan, KontraS: Selesaikan Akar Masalahnya

MEDAN | kliksumut.com – Protes terhadap dugaan pengusiran dan intimidasi tim pengamanan Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution kepada dua jurnalis di balai Kota Medan terus bergulir. Para jurnalis di kota medan sudah berulang kali memberikan pernyataan sikap, hingga menggelar aksi demonstrasi berjilid-jilid. Namun penyelesaian persoalan tersebut belum juga mendapatkan titik terang.

Menyikapi polemik ini, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatra Utara memberikan tanggapan. Koordinator KontraS Sumut Amin Multazam Lubis menilai permasalahan ini bukan persoalan sepele. Masifnya aksi protes menunjukan ada yang tidak beres dalam pemenuhan kemerdekaan pers untuk mencari, memperoleh dan menyebarkan informasi yang berkaitan dengan Wali Kota Medan.

“Tentu ini persoalan serius. Di era demokrasi dan keterbukaan informasi seperti saat ini, perintangan terhadap kerja-kerja jurnalis bukan hal yang patut dimaklumi,” ujar Amin, Selasa (20/4/2021).

Baca juga: PSMS Panggil Satu Pemain Trial Titipan Sponsor

Bacaan Lainnya


Amin menambahkan, saat ini yang diperlukan bukan narasi pembelaan atas insiden pengusiran dan intimidasi. Tapi bagaimana wali kota Medan bisa bersikap bijak, serta mau menyelesaikan akar persoalan.

“Akar masalahnya soal tim pengamanan wali kota medan yang dianggap berlebihan, sehingga menggangu hak konstitusional rekan-rekan juranalis. Itu yang wajib diperbaiki, di evaluasi,” ujarnya.

Seharusnya, kata Amin, momentum ini dijadikan Wali kota Medan sebagai bahan evaluasi terhadap jajaran tim pengamanannya yang kerap bersentuhan dengan jurnalis di lapangan. Ke depan, harus terbangun komitmen agar kejadian serupa tidak terulang, serta menjamin kerja-kerja jurnalis bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Baca juga: Pertina Sumut Target 2 Emas Di PON Papua



Amin juga menyampaikan bahwa publik hendaknya tidak sempit memandang masalah hanya dari satu kasus pengusiran di balai Kota.

“Bagi rekan-rekan jurnalis, Insiden dugaan pengusiran dan intimidasi kemarin hanyalah puncak dari akumulasi berbagai tindakan yang selama ini membuat mereka tidak nyaman menjalankan kerja-kerja jurnalistiknya. Wajar resistensi semakin membesar dan gerakan protesnya masif,” ujarnya.

Pos terkait