PLN Jual Listrik Hingga Rp 311,1 Triliun di 2022

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, didapuk menjadi The Most Reputable CEO in Digital Platform 2023
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat meninjau fasilitas digital PLN (istimewa)

JAKARTA | kliksumut.com – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN jual listrik sebanyak 257,6 Terrawatt Hour (TWh) sepanjang tahun 2022 lalu. Naik 6,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari penjualan listrik itu, PLN meraup pendapatan senilai Rp 311,1 triliun atau naik 7,7 persen dibandingkan penjualan di tahun 2021 lalu yang hanya Rp 288,9 triliun. Peningkatan pendapatan itu pun mendorong laba PLN Naik hingga Rp 14,4 triliun.

Bacaan Lainnya

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan capaian yang diperoleh dalam situasi pemulihan pascapandemi ini, merupakan buah dari perubahan cara pandang pengembangan bisnis.

BACA JUGA: PLN Cetak Kinerja Keuangan Terbaik Sepanjang Sejarah, Raih Laba Bersih Rp 14,4 Triliun

“Dari yang dulunya stagnan, selalu melihat kebelakang (backward looking) dan hanya berorientasi pada suplai. Sekarang menjadi pengembangan bisnis yang ekspansif dinamis, mengacu ke depan, berorientasi pada permintaan dan pelanggan,” jelas Darmawan.

EKSTENSIFIKASI & INTENSIFIKASI

Dirinya juga menerangkan, torehan pendapatan penjualan ini merupakan hasil dari strategi ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan oleh perseroan. Melalui strategi ekstensifikasi, PLN menciptakan permintaan listrik baru yang merespons kebutuhan listrik di seluruh penjuru tanah air.

“Kami mengubah model layanan yang sebelumnya pasif, statis dan kaku menjadi model bisnis yang aktif, dinamis, dan lincah,” terang Darmawan.

BACA JUGA: Dirut PLN Dianugerahi The Most Reputable CEO in Digital Platform

PLN menghadirkan inovasi melalui program pertanian elektrik, pelayaran elektrik dan penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Program ekstensifikasi ini tidak hanya berhasil mengubah gaya hidup dari konvensional menjadi modern berbasis listrik yang jauh lebih efisien dan ramah lingkungan, namun juga menyumbang penjualan listrik perseroan sebesar 5,13 TWh atau setara Rp5,9 triliun.

EKOSISTEM BARU

PLN juga membangun ekosistem ketenagalistrikan yang baru melalui skema co-investment dengan mitra strategis untuk mempercepat penetrasi pasar agar bisa menghadirkan listrik sesuai dengan kebutuhan industri.

Lewat program akuisisi captive power, PLN juga berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke PLN. Program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,68 TWh atau sekitar Rp2,7 triliun.

“Meski sejak tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia melambat, ekonomi Indonesia justru tumbuh 5,3%. Bahkan konsumsi listrik segmen industri besar meningkat 24,54% dan bisnis besar meningkat 22,47%. Pertumbuhan konsumsi ini menunjukkan kebangkitan ekonomi di tanah air, terutama pada sektor bisnis dan industri,” kata Darmawan.

BACA JUGA: PLN Mobile One Stop Solution Jawab Kebutuhan Kelistrikan Selama Idul Fitri

Sedangkan melalui strategi intensifikasi, PLN hadir untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atas peningkatan konsumsi listrik. Layanan home charging menjadi terobosan bagi pengguna kendaraan listrik. Sementara untuk meningkatkan produktivitas pelanggan ada program promo tambah daya. Dari strategi ini, PLN berhasil menambah penjualan sebesar 1,31 TWh atau setara Rp2,2 triliun.

DIGITALISASI LAYANAN

Peningkatan penjualan listrik ini tidak lepas dari keberhasilan PLN dalam melakukan digitalisasi layanan pelanggan yang membuat masyarakat semakin mudah mendapatkan akses listrik, bahkan hingga menjangkau daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T). Jumlah konsumen PLN meningkat lebih dari 3 juta pelanggan dalam setahun, yaitu dari 82,54 juta pelanggan di tahun 2021 menjadi 85,63 juta pelanggan di tahun 2022.

“Di saat bersamaan, PLN juga melakukan efisiensi melalui transformasi digital secara end-to-end. Mulai dari digitalisasi sistem pembangkit, transmisi, distribusi, juga memaksimalkan digitalisasi sistem pengadaan dan monitoring aset sehingga pemeliharaan lebih efektif dan tepat sasaran. Upaya ini berhasil menurunkan biaya pemeliharaan sebesar 10% dari target atau mencapai Rp2,6 triliun,“ jelas Darmawan.

Efisiensi operasional juga dilakukan PLN dengan memaksimalkan utilisasi pembangkit milik sendiri. Upaya ini membuat korporasi dapat menghemat Rp1,1 triliun dari pengurangan kapasitas sewa pembangkit. Konsultasi bersama dengan penghasil listrik independen (IPP) untuk memundurkan tanggal operasi komersial (COD) pembangkit juga menghasilkan efisiensi pembelian tenaga listrik mencapai Rp10,1 triliun pada 2022.

Di saat bersamaan, sebagai wujud nyata pengawalan transisi energi di Indonesia, PLN berhasil mengoptimalkan produksi listrik dari pembangkit listrik bertenaga air sebesar 13,2 TWh dari target sebesar 10,9 TWh.

BACA JUGA: Pimpin Transisi Energi di Indonesia, PLN Perbanyak Charging Station di Sumatera Utara

Darmawan juga mengungkapkan, di balik capaian ini ada kerja keras, loyalitas dan dedikasi dari seluruh insan PLN. Itu tercermin pada peningkatan produktivitas pegawai dan efisiensi biaya kepegawaian yang signifikan.

“PLN mampu mengubah kultur dari birokrasi menjadi bisnis. Sehingga tercipta pelurusan bisnis yang mengoptimalkan produktivitas seluruh sumber daya yang ada di perusahaan. Produktivitas pegawai meningkat dari 4,9 juta kWh per pegawai pada tahun 2021 menjadi 5,3 juta kWh pada tahun 2022. Di saat bersamaan, PLN berhasil memangkas biaya kepegawaian sebesar Rp1,6 triliun dari target,“ pungkas Darmawan.

[REL/AS]

Pos terkait