EDITOR: Bambang Nazaruddin
KLIKSUMUT.COM | MEDAN – Pertandingan Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan XIV Tahun 2024 Cabang Olahraga (Cabor) Gulat dilaksanakan di gedung Pertemuan Yayasan Advent Jalan Air Bersih Medan yang berakhir Rabu (19/6/2024). Pegulat dari Kecamatan Medan Deli unjuk gigi di perhelatan setiap tahunnya yang merupakan program KONI Medan. Leo, sapaan akrabnya memberikan kontribusi emas untuk kontingen KONI Kecamatan Medan Deli di bawah komando Wahyu Permana.
“Tak ada kata kalah sebelum berperang. Siapapun lawan yang dihadapi pada Porkot Medan harus dilumpuhkan untuk memuluskan meraih yang terbaik di arena bergengsi antar atlet gulat se-kota Medan”, ujar atlet binaan KONI Medan ini, Senin (1/7/2024).
Pegulat bernama lengkap Leo Renhard Purba sangat tertarik untuk menekuni Cabor beladiri gulat. Gulat merupakan suatu kegiatan yang menggunakan tenaga didalamnya dimungkinkan mengandung suatu perkelahian, pertarungan yang sengit untuk memenangkan terhadap lawan dengan saling menarik, mendorong, membanting dan mengunci.
“Saya suka dengan beladiri. Khususnya, gulat yang merupakan olahraga beladiri yang mempunyai ciri khas yaitu dilakukan oleh dua orang yang saling berhadapan di atas matras, pergulatan dilakukan dengan menggunakan teknik menarik, mendorong, menjegal, membanting, menekan, mengangkat dan menahan lawan sehingga kedua bahu lawan menempel pada matras dengan tidak melanggar peraturan yang berlaku”, terang mahasiswa semester 4 jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unimed ini.
BACA JUGA: Atlet Gulat SMAN 5 Medan Raih 5 Medali Diajang Porkot Medan 2024
Atlet yang dilahirkan di Medan ini, menegaskan bahwa gulat bukan ”smackdown” yang sengaja memamerkan aksi brutal. Gulat itu pertarungan fisik paling murni yang elegan. “Gulat Itu elegan, bukan asal banting-bantingan. Bela diri gulat berfokus pada penguncian gerakan lawan. Setiap pemain di dalamnya melakukan berbagai gerakan agar tetap menang dari lawan. Seni bela diri ini berfungsi untuk meningkatkan ketahanan dan kekuatan otot secara menyeluruh.Namun, otot yang paling terlatih di dalam gulat adalah otot leher. Dengan demikian, setelah terbiasa gulat, leher akan cenderung lebih fleksibel untuk bergerak miring atau berputar. Gulat merupakan salah satu bela diri yang memiliki keunikan tersendiri”, papar atlet dibawah binaan pelatih Gunawan Hutapea.
Anak bungsu dari dua bersaudara ini, menggeluti gulat yang merupakan olahraga keras atas kemauannya sendiri dan tanpa ada paksaan dari orang lain. Cabang olahraha ini sangat menarik bagi atlet yang dilahirkan pada 12 Juni 2003, kerena membuat tubuh sehat dengan lenturan, sebagai bela diri, dan tentunya dengan misi untuk menorehkan prestasi.
Peraih emas Kejurnas Medan 2019 ini, berlatih dengan maksimal dan berlaga dengan segala kemampuan yang ada sesuai dengan instruksi pelatih saat pertandingan. “Untuk meningkatkan prestasi, sesuai arahan pelatih ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan saat latihan secara seksama oleh pegulat latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental.
BACA JUGA: Medan Amplas Bersaing dengan Medan Deli di Cabor Gulat Porkot Medan
Ia menjelaskan bahwa keempat aspek tersebut tentu sangat berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipilah-pilah, sebagai gambarannya yaitu fisik sebagai modal untuk menunjang pelatihan teknik dan taktik kemudianmental merupakan modal utama untuk mengaplikasikan teknik dan taktik yang telah dilatih selama latihan harus wujudkan dalam pertandingan”, tutur cowok yang memiliki tinggi 160 cm dan berat badan 55 kg ini.
“Tentunya prestasi yang diincar saat ini menuju PON XXII/2028 di NTB dan NTT Papua. Untuk menggapai target menuju arena nasional tersebut harus dibarengi dengan persiapan dan latihan yang matang untuk berlaga di Porprovsu dan Pra PON”, tutup anak dari pasangan Jon Masdry Purba dengan Helida Sepriana Saragih ini. (KSC)
