Nanti Boru Sipakar Pengrajin Ulos Harapkan Tenda dari Bank Indonesia

Nanti Boru Sipakar Pengrajin Ulos Harapkan Tenda dari Bank Indonesia
Nanti Boru Sipakar pengrajin tenun ulos dan selendang. (Foto: kliksumut.com/Benny)

REPORTER: Benny
EDITOR: Bambang Nazaruddin

KLIKSUMUT.COM | SAMOSIR – Memasuki kawasan kampung Ulos Huta Raja Pardamean, Desa Lumban Suhi-suhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, sore itu di iringi irama musik rohani umat kristiani. Dari simpang jaraknya tak begitu jauh untuk masuk ke dalam, ada sekitar 50 meter dari simpang menuju ke dalam untuk melihat proses kerajinan tenun ulos, kalau kata mereka namanya ‘Bintang Maratur’.

Bacaan Lainnya

Di dalam sana nanti ketemu berjejer rumah adat suku Batak Toba yang biasa disebut juga ‘Rumah Bolon’. Rumah itu berbentuk panggung bangunan berupa kayu. Dari kejauhan rumah itu kelihatan unik, hingga menarik perhatian, bentuk atapnya yang melengkung dan runcing di sisi ujungnya.

Dilokasi ini agaknya kehidupan tentram dan nyaman, suara kebisingan pun jarang terdengar, paling tidak hanya terdengar sekali kali suara gonggong anjing penjaga rumah.

Kami beberapa awak media yang diutus Bank Indonesia (BI) Sibolga untuk liputan kegiatan Tao Toba Jou-Jou X Digifest 2024 menyempatkan diri mengunjungi sejumlah para pengerajin tenun.

BACA JUGA: Jaga Kelestarian Adat Leluhur, Babinsa 06/Kota Dampingi Pengrajin Ulos Batak

Dilokasi ditemui pengerajin tenun ulos dan selendang, namanya Nanti Boru Sipakar (61), berdomisili di Desa Lumban Suhi-suhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.

Nanti mengatakan, dirinya menggeluti pekerjaan bertenun sudah lima tahun lamanya setelah kepergian suaminya. Dirinya bersyukur dengan pekerjaannya yang sekarang ini dapat juga untuk menghidupi anak-anaknya hingga tamat sekolah.

Hasil pekerjaan bertenun, untuk mendapatkan 1 buah ulos dan selendang saja dikatakan Nanti dapat memakan waktu 10 hari lamanya.

“Kalau siapnya nak 10 harian lah, inipun nanti di titipkan di galeri, dan pihak galeri yang memasarkan jadi hasilnya diberikan ke saya. Kalau harga ada juga sampai Rp1,8 juta per ulos disitu sudah dihitung sama modal pengeluarannya,” ujar Nanti, Sabtu (20/7/24).

Dengan modal apa adanya tenda biru disiapkan sebagai pelindung, agar tidak terkena sengatan matahari, Nanti Boru Sipakar tetap profesional mengayunkan tangannya agar hasil tenunnya rapi dan bagus.

Sambil mengunyah daun sirih, Nanti yang terus menggoyang tenunnya itu punya harapan tersendiri. Katanya kalau bisa Bank Indonesia (BI) dapat membantu para pekerja tenun disini seperti tenda pelindung.

BACA JUGA: Pj Gubsu Lepas Ulos 1.000 Meter ke Monas

“Iya nak kalau hujan deras tak terelakan lagi, pasti kami kewalahan dan terpaksa berhenti sejenak bekerja menunggu berhenti hujan,” katanya.

Ternyata galeri ulos Huta Raja Pardamean, Desa Lumban Suhi-suhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, bantuan dari Bank Indonesia (BI). Untuk mendorong pariwisata dan ekonomi lokal.

Galeri ini menampilkan berbagai informasi dan artefak yang berkaitan dengan sejarah dan peran Bank Indonesia serta budaya dan kekayaan alam Samosir. Lebih kerenya lagi, galeri ulos yang dibangun oleh Bank Indonesia saat itu langsung diresmikan oleh Presiden RI, Jokowi pada tanggal 2 Februari 2021 lalu. (KSC)

Pos terkait