Menduga Meninggal Tidak Wajar, Keluarga Pasien Kanker Mengamuk di RSUP Haji Adam Malik

Menduga Meninggal Tidak Wajar, Keluarga Pasien Kanker Mengamuk di RSUP Haji Adam Malik
Jenazah Nurmala Tambunan, warga Medan Johor

“Klarifikasi yang dapat kami sampaikan adalah pasien meninggal dengan status positif covid-19 disertai dengan penyakit penyerta (komorbid) kanker payudara stadium 4 (stadium akhir) yg sudah diderita pasien sejak beberapa tahun lalu dan sudah menyebar ke beberapa bagian tubuh. Pasien juga mengalami infeksi pada mata sehingga dikonsulkan juga ke dokter mata untuk pengobatan lebih lanjut,” jelasnya kepada Wartawan. Minggu (8/8/2021).

Lebih lanjut ia menyatakan terjadinya keributan antar keluarga dengan pihak RSUP HAM itu karena keluarga mempertanyakan penyebab kematian pasien tersebut.

Bacaan Lainnya

“Keluarga mempertanyakan tentang kondisi dan penyebab kematian pasien, kami dari pihak RS sudah memfasilitasi keluarga bertemu dengan tim dokter untuk dimediasi juga oleh Polsek Medan Tuntungan. Pada pertemuan itu tim dokter sudah menjelaskan riwayat perjalanan penyakit pasien mulai awal sampai meninggal.
Tapi keluarga tetap tidak terima,” ungkapnya.

Maka katanya menindaklanjuti hal tersebut, karena dilihat tidak ada titik temu, maka oleh polsek Medan Tuntungan keluarga disarankan untuk membuat laporan kepolisian saja, agar dapat ditindaklanjuti.
Pihak RSUP HAM dan keluarga menyetujui hal tersebut.

BACA JUGA: Hadapi Covid-19, PGN Salurkan Oksigen 50 Tabung ke Rumah Sakit

Terpisah, Keluarga Pasien saat dikonfirmasi, Eben Tambunan mengatakan atas temuan kejanggalan ini pihak keluarga terpaksa melaporkan kasus ini ke Polrestabes Medan pada Minggu (8/8).

“Kami membuat laporan ke Polrestabes Medan karena kami tidak terima dengan kematian namboru kami ini, kami butuh keadilan,” katanya tegas.
.
Sebutnya lagi, pihak keluarga tidak berterima kalau bolong disamping mata pasien itu dijelaskan RS karena pasien sering tidur miring ke kanan.



“Disamping mata namboru saya bolong dibilang karena sering tidur miring ke kanan, kami minta jenazah namboru kami diotopsi biar tau apa penyebab kematiannya,” katanya.

Sementara itu, dugaan adanya kejanggalan ini disebutkan Eben berawal saat keluarga dikabarkan tidak bisa melihat jenazah karena terkonfirmasi Covid-19. Sebalumnya, pihak keluarga setuju jenazah dikuburkan sesuai protokol Covid-19 namun karena tidak bisa melihat jenazah pihak keluarga meminta foto jenazah. Setelah melihat foto yang dikirimkan RS itulah keluarga menyatakan melihat kejanggalan. (tim)



Pos terkait