Sementara, aksi anarkisme kelompok Lamtoras yang terus menurut dikembalikannya tanah adat, telah menyebabkan terusiknya ketenteraman wilayah Desa Sihaporas dan mengganggu kelangsungan perekonomian warga dari tiga dusun, yakni Dusun I Sihaporas Bolon, Dusun II Sihaporas Bayu, dan Dusun III Gunung Pariama yang selama ini berkerja dengan PT TPL Tbk.
BACA JUGA: TPL Dapat Penghargaan Program CSR dari Kementerian DPDTT
Kondisi ini dikhawatirkan akan memicu terjadinya bentrok antarwarga dusun dari satu desa yang sama.
“Kelompok Lamtoras itu hanya sebagian kecil dari warga Sihaporas. Kira-kira mereka itu jumlahnya 40 orang saja. Kami para warga dari tiga dusun tidak mau ikut-ikutan dengan yang mereka tuntut. Makanya kami pun dimusihi mereka,” ungkap seorang warga, yang demi keamanannya meminta identitasnya tidak disebutkan. (red)
