Larangan Ekspor Sawit Indonesia Sebabkan Harga Minyak Nabati Melonjak

Larangan Ekspor Sawit Indonesia Sebabkan Harga Minyak Nabati Melonjak
Seorang pekerja memuat buah kelapa sawit ke truk untuk diproses menjadi minyak sawit (CPO) di sebuah kebun kelapa sawit di Pekanbaru 23 April 2022. (Foto: WAHYUDI / AFP)

NEW YORK | kliksumut.com Keputusan Indonesia untuk melarang ekspor minyak kelapa sawit di tengah kelangkaan dalam negeri telah menyebabkan harga minyak nabati melonjak hingga menyentuh level tertinggi baru. Hal itu semakin menekan pasar yang telah terimbas perang di Ukraina dan pemanasan global.

Dikutip kliksumut.com dari voaindonesia.com bahwa harga minyak sawit, kedelai, minyak rapa (rapeseed) Eropa dan bahkan minyak kanola Kanada telah mencapai rekor tertinggi, pasca pengumuman Indonesia pada Rabu (27/4).

BACA JUGA: Mendag: Pemerintah Pastikan Subsidi Migor Curah Sampai ke Pasar

Bacaan Lainnya

“Kita telah mengalami masalah dengan kedelai di Amerika Selatan, dengan kanola di Kanada,” kata Philippe Chalmin, profesor ekonomi di Universitas Paris-Dauphine di Prancis. Ia mengatakan kedua tanaman itu telah terimbas kekeringan yang parah.

Lalu terjadi krisis “bunga matahari di Ukraina” akibat invasi Rusia yang menghancurkan, tambahnya.

Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Menurut James Fry, kepala perusahaan konsultasi LMC, produk Indonesia mencakup 35% dari ekspor global.

BACA JUGA: Sidak Pabrik Migor di Marunda, Mendag: Stok Melimpah, Pabrik Bekerja Nonstop

Menurut pemerintah, larangan ekspor Indonesia bertujuan untuk menurunkan harga di dalam negeri dan mencegah kelangkaan.

Namun, Chalmin mengatakan langkah itu diambil “pada waktu yang sangat tidak tepat.”

Minyak kelapa sawit, yang banyak digunakan dalam makanan olahan seperti mie instan, juga digunakan dalam produk konsumen lain, seperti produk kecantikan dan kosmetik. (VOA)

Pos terkait