Ketua UKM JBM, Fakhrudin Pohan alias Kocu juga mengatakan, penanaman pohon eucalyptus secara rumahan (tanaman pekarangan) sudah merambah beberapa wilayah di Sumatera Utara, seperti Kota Medan, Binjai, Deliserdang dan Serdang Bedagai (Sergai).
Dan, melihat manfaatnya yang begitu banyak bagi kesehatan manusia, sosialisasi tanaman eucalyptus ini menurut Kocu akan terus dilakukan.
Soal tanaman yang digadang-gadang banyak menyerap air, Corporate Comunication (Corpcom) PT Toba Pulp Lestari (TPL) Medan, Dedy Armaya membantahnya.
“Tanaman eucalyptus ini tidak seperti yang banyak diperdebatkan orang. Justeru tanaman ini termasuk tanaman pintar. Disebut pintar karena, saat tanaman mulai besar atau di atas satu tahun, ranting-ranting pohon akan jatuh (gugur) dengan sendirinya,” terang Dedy.
BACA JUGA: UKM Jurnalis Bina Mandiri Besar-besaran Produksi Sabun Cair
Kalau ranting-ranting berguguran dan tersisa batang dengan daun pucuk atas, lanjut Dedy, pastinya serapan air akan semakin sedikit.
“Itu yang terjadi selama ini di area pengembangan eucalyptus yang dikembangkan TPL,” kata Dedy.
Selama ini kata dia, daun eucalyptus tidak dimanfaatkan perusahaan. Perusahaan hanya mengambil batang pohon eucalyptus. Karena itu, daun yang menjadi limbah perusahaan itu akan sangat berarti bila dimanfaatkan.
“TPL berharap melalui kerjasama dengan UKM JBM produk-produk home industri berbahan eucalyptus akan bermunculan,” kata Dedy.
Panen dan diskusi tersebut turut dihadiri Pengurus UKM JBM, Husni, dan Junita Sianturi serta Adi perwakilan masyarakat Kampung Sejahtera. (wl)