Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sibolga: UHC yang Telah Diraih ini Dapat Dipertahankan

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sibolga: UHC yang Telah Diraih ini Dapat Dipertahankan
BPJS: Salah satu masyarakat Sibolga yang mudah mendapatkan layanan kesehatan dan informasi kesehatan melalui BPJS kesehatan cabang Sibolga. (Foto: kliksumut.com/Benny)

REPORTER: Benny
EDITOR: Bambang Nazaruddin

KLIKSUMUT.COM| SIBOLGA – Indonesia merupakan negara welfarestate dimana negara hadir dan aktif terlibat dalam menyediakan perlindungan sosial dan pelayanan publik kepada warganya. Pelayanan yang disediakan meliputi pendidikan, pelayanan kesehatan, jaminan hari tua atau pensiun, dan kecelakaan kerja. Kesehatan adalah hak asasi manusia yang mendasar dan tertera dalam UUD 1945.

Bacaan Lainnya

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 bahwa target Cakupan Peserta adalah sebesar 98% penduduk telah mendapatkan perlindungan Jaminan Kesehatan melalui Program JKN.

Berdasarkan data kepesertaan yang dikelola BPJS Kesehatan per 31 Mei 2024 telah tercatat sebanyak 272.427.158 jiwa dari jumlah penduduk Indonesia semester I tahun 2023 (sumber: Dukcapil Kemendagri) yakni sebesar 279.118.866 jiwa atau sebesar 97.60%. Masih terdapat Gap sebesar 3.5 juta jiwa untuk mencapai target RPJMN 2020-2024.

Kota Sibolga telah mencapai Universal Health Coverage (UHC) sejak tahun 2018. Berdasarkan data kepesertaan yang di kelola BPJS Kesehatan per 31 Mei 2024 tercatat sebanyak 99.711 jiwa penduduk Kota Sibolga yang telah terdaftar sebagai peserta JKN dengan tingkat keaktifan sebesar 92.805 jiwa. Selain Kota Sibolga, terdapat dua kabupaten diwilayah kerja Kantor Cabang Sibolga yang telah meraih predikat Universal Health Coverage (UHC) yaitu Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah.

BACA JUGA: Pengurusan SKCK Kini Wajib Sertakan Bukti Kepesertaan BPJS Kesehatan

Kabupaten Humbang Hasundutan yang masuk kedalam wilayah kerja Kantor Cabang Sibolga telah mencapai Universal Health Coverage (UHC) terhitung sejak 01 Oktober 2023. Berdasarkan data yang dikelola BPJS Kesehatan per 01 Agustus 2024 terdapat cakupan kepesertaan sebesar 200.389 jiwa dari total jumlah penduduk sebanyak 206.668 jiwa atau sebesar 96.96%. Artinya masih terdapat gap sebesar 6.279 jiwa yang belum terdaftar sebagai Peserta JKN.

Sedangkan Kabupaten Tapanuli Tengah telah meraih Universal Health Coverage (UHC) pada 1 Mei 2024. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah telah meraih predikat cakupan semesta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan total cakupan peserta per 1 Agustus 2024 sebesar 356.424 jiwa atau sebesar 96,99% dari total jumlah penduduk sebesar 367.491 jiwa.

Dengan capaian ini masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dengan mudah mengakses layanan kesehatan. Program ini merupakan program strategis nasional dengan mendorong terwujudnya cakupan kesehatan semesta di Indonesia.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sibolga, Rita Masyita Ridwan, menyampaikan bahwa selama ini BPJS Kesehatan Sibolga telah bermitra dengan seluruh Pemerintah Daerah di wilayah kerja Kantor Cabang Sibolga dan telah menjalin sinergi dan kolaborasi untuk mensukseskan program JKN.

“BPJS Kesehatan berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang mudah, cepat dan setara (tanpa diskriminasi). Kita berharap kedepannya UHC yang telah diraih ini dapat dipertahankan dan berkelanjutan ditahun-tahun berikutnya melalui kepastian anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dan juga peran dari semua pihak untuk dapat mempertahankan keaktifan peserta,” ujar Rita, Kamis (8/8/24).

BACA JUGA: BPJS Kesehatan dan Polres Taput Berkoordinasi Implementasi SKCK dan SIM Mulai 1 Agustus

Rita juga menambahkan bahwa salah satu keuntungan program JKN adalah memiliki asas portabilitas. Masyarakat bisa berobat di seluruh wilayah Indonesia ketika membutuhkan.

“Keberadaan JKN telah banyak memberikan dampak positif berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh LPEM FEB UI, di tahun 2019 didapatkan hasil bahwa program JKN telah menyelamatkan 8,1 juta orang dari kemiskinan serta 1,6 juta orang miskin dari kemiskinan yang lebih dalam dan ekstrim. Meningkatnya kualitas kesehatan diiringi juga dengan meningkatnya usia harapan hidup juga meningkatnya angka produktifitas,” ungkap Rita.(KSC)

Pos terkait