Kementerian Pertanian AS: Produksi Kopi Indonesia akan Pulih pada 2024-2025

Wujudkan Local Economic Developmen, BI Panen Perdana Demplot Klaster Kopi di Dairi
Panen perdana Demonstration Plot (Demplot) di Klaster Kopi Gapoktan Berkarya, Kabupaten Dairi yang merupakan binaan BI dihadiri Sekretaris Daerah Dairi, Surung Charles Lamhot Bancin dan Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Dairi Lipinus Sembiring. (kliksumut.com/ist)

KLIKSUMUT.COM | AMERIKA SERIKAT – Laporan Kementerian Pertanian AS (USDA) menunjukkan produksi kopi di Indonesia, salah satu dari lima produsen kopi terbesar di dunia, diperkirakan akan meningkat tajam pada tahun 2024-2025 (bulan April-Maret), dibandingkan pada tahun 2023-2024, yang hasil panennya buruk.

USDA memproyeksikan hasil panen kopi baru di Indonesia akan mencapai 10,9 juta kantong seberat 60 kg. Pada tahun 2023-2024, revisi produksi turun menjadi hanya 7,65 juta kantong, yang merupakan hasil panen terendah dalam setidaknya enam tahun terakhir, akibat pola cuaca El Nino yang berdampak negatif pada perkebunan kopi.

BACA JUGA: Perluas Kemitraan, USU Hadiri The 75th NAFSA Annual Conference & Expo di Amerika Serikat

Bacaan Lainnya

Sebagian besar kopi yang diproduksi di Indonesia adalah jenis robusta, yang banyak digunakan untuk membuat kopi instan.

Kekeringan yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada musim lalu juga berdampak pada produksi robusta di Vietnam, dan membuat harga kopi jenis itu mencapai level tertinggi sepanjang masa di pasar global.

USDA memperkirakan akan ada pemulihan hasil panen di perkebunan-perkebunan kopi robusta di Indonesia, dan juga hasil panen yang baik di wilayah-wilayah yang membudidayakan kopi arabika, varietas yang memiliki cita rasa yang lebih ringan.

BACA JUGA: Diteken Presiden AS, Panel Surya Indonesia Siap Bersaing di Amerika Serikat

Meski demikian, USDA menyatakan panen kopi di Indonesia kemungkinan besar akan tertunda karena tanaman tersebut membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari kekeringan pada musim lalu. USDA memperkirakan panen akan dimulai bulan Mei ini atau Juni, bukan bulan Maret atau April seperti biasanya.

Ekspor kopi hijau diproyeksikan mencapai 6 juta kantong pada tahun 2024-2025, lebih tinggi dibandingkan panen sebelumnya sebesar 4,28 juta. (VOA)

Pos terkait