Jadilah Laskar Pelangi, Jangan Biarkan Sugeng Berjuang Sendiri di Bumi Tapanuli Tengah

Jadilah Laskar Pelangi, Jangan Biarkan Sugeng Berjuang Sendiri di Bumi Tapanuli Tengah

TAPTENG | kliksumut.com NIAT saya ibadah. Saya ditugaskan ke Tapteng untuk bekerja. Saya ngak peduli dengan orang-orang yang tidak sependapat dengan saya. Tapi kalau pendapat itu disampaikan dengan niat yang baik, pasti saya kolaborasikan.

Sepenggal kutipan kalimat ketegasan dari seorang pria kelahiran Dusun Sawahan, Kelurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kulon Progo, 52 tahun silam, yang kini diamanahkan menjadi pemimpin birokrasi di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

Bacaan Lainnya

Usai dilantik menjadi Pj Bupati Tapteng 15 November 2023 silam oleh Pj Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin, Sugeng Riyanta langsung menggebrak. Tidak mau larut dalam euforia pelantikan, pria yang akrab disapa mas Sugeng ini melakukan pembenahan setiap lini birokrasi, untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang good governance and clean government. Penguatan internal kelembagaan dan reformasi birokrasi jadi agenda utama.

“Roda pemerintahan harus dijalankan berdasarkan azas transparansi, partisipatif, akuntabilitas, dan berkeadilan,” ujar Sugeng saat itu.

Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan peningkatan ekonomi kemasyarakatan, mantan Koordinator pada Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan RI ini berkoordinasi dengan Kementerian Perekonomian dan Kementerian Perdagangan, membahas pengembangan food estate (tanaman pisang dan nenas).

Dalam kesempatan itu, Sugeng juga melontarkan ide pasar murah, upaya penurunan kemiskinan ekstrim, kawasan pergudangan, dan pengadaan cold storage untuk penyimpanan ikan. Sugeng juga menyampaikan usulan pembangunan/revitalisasi pasar tradisional untuk prioritas pembangunan di tahun 2025.

“Kita sedang mempersiapkan dan membuat usulan sesuai arahan Kementerian Perekonomian dan Kementerian Perdagangan,” sebutnya, beberapa waktu lalu.

Ditengah proses perbaikan tata kelola pemerintahan yang sedang berjalan, insting adhyaksa ayah dua putri ini berbisik jika Pemkab Tapteng sedang banyak masalah. Salah satunya, praktik-praktik penyimpangan anggaran sangat luar biasa. Aroma tak sedap menyeruak dalam pengelolaan APBD Tapteng.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini bergerak cepat, dengan melakukan pengetatan GUP (Ganti Uang Persediaan). APBD Tapteng 2023 yang sebelumnya sempat dihantui defisit anggaran, menjadi surplus Rp64,06 miliar.

Tidak berhenti sampai disitu, Sugeng melakukan langkah spektakuler yang membuat masyarakat Tapteng tercengang tak percaya. Pimpinan salah satu OPD ‘basah’ dinonaktifkan. Hulubalang kesayangan rezim pemerintah terdahulu ini diamputasi tanpa ampun. Tidak mau setengah hati, Sugeng mendorong kasus penyunatan dana BOK dan Jaspel yang diduga melibatkan sang hulubalang ke ranah hukum.

Teranyar, salah satu kepala desa yang diduga melakukan pelanggaran kewajiban dalam Surat Pertanggungjawaban Penggunaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD), diberhentikan sementara. Saat ini Inspektorat Tapteng sedang melakukan pemeriksaan khusus (riksus) terhadap kasus tersebut.

Kepakan sayap Sugeng untuk
memperbaiki tata kelola pemerintahan serta pembersihan birokrasi dari perilaku koruptif, membuat beberapa pihak gerah dan gusar. Berbagai upaya dilakukan untuk menghempang laju eks Wakajati Provinsi Babel ini dalam mengungkap praktik penyimpangan anggaran. Selain lobi tingkat tinggi, teror dan provokasi dilakukan. Tidak sebuah kemustahilan, arwah-arwah gentayangan juga turut dilibatkan.

Apakah Sugeng bergeming?. Bukanlah kader Muhammadiyah namanya jika surut dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, hanya dikarenakan badai yang menerjang. Penggemar wayang ini tidak akan diutus ke Tapanuli Tengah jika berpredikat kaleng-kaleng. Pria yang karirnya moncer di lembaga kejakasaan ini, merupakan kader ‘Sang Pencerah’ yang sudah teruji di berbagai medan.

Yang jadi pertanyaan, apakah kita sebagai warga Tapanuli Tengah hanya diam dan jadi penonton?. Sangatlah naif jika Sugeng yang rela syahid demi memperjuangan kemakmuran negeri yang ribuan kilometer jauhnya dari tanah kelahirannya, kita biarkan sendiri.

Buka mata dan ketuk hati nurani. Ditengah-tengah minimnya birokrat berintegritas di Pemkab Tapteng saat ini, titisan malaikat ini butuh dukungan dan doa kita. Jadilah laskar pelangi yang siap lapar demi kemakmuran bumi Tapanuli Tengah. Bukan serdadu-serdadu bayaran yang bertopengkan loyalitas membabi buta.(red)

Pos terkait