Investor Pemula harus Kenali Profil Risiko Sebelum Berinvestasi

Pintor pun mengingatkan, produk investasi yang cocok bagi investor yang agresif cenderung memiliki volatilitas harga yang lebih tinggi pula.

Investor jenis ini dapat memilih saham-saham blue chip atau saham lapis pertama (saham perusahaan-perusahaan besar) yang dikombinasi dengan saham-saham lapis kedua, yaitu saham-saham perusahaan degan size menengah dan yang sedang bertumbuh atau ekspansi.

Bacaan Lainnya

Saham lapis kedua berpotensi mengalami kenaikan harga yang tinggi seiring peningkatan kinerja perusahaan dan minat investor.

Baca juga: Menuju Word Class University, 3.000 Dosen dan Tendik USU Siap Divaksin

Selain mengatur jangka waktu berinvestasi, investor juga dapat melakukan manajemen risiko dengan cara melakukan diversifikasi, yaitu membeli lebih banyak jenis instrumen investasi.

“Sebab, berinvestasi pada satu instrumen investasi lebih berisiko dibanding berinvestasi pada 5-10 saham,” pungkasnya. (swisma)

Pos terkait