Hungry Ghost Festival, Tradisi Jamu Arwah Gentayangan di Medan

MEDAN | kliksumut.com Sejak 50 tahun lalu, warga Tionghoa penganut kepercayaan leluhur menggelar tradisi menjamu arwah gentayangan di Vihara Gunung Timur di Kota Medan, Sumatera Utara.

Pada tanggal 15 Agustus 2019, yang bertepatan dengan tanggal 15 bulan tujuh tahun 2570 kalendar China atau lunar, kembali digelar Hungry Ghost Festival atau Festival Arwah atau Hantu Lapar.

Bacaan Lainnya

Berasal dari kepercayaan Taoisme, warga Tionghoa di Medan percaya pada bulan hantu, arwah para leluhur akan datang ke bumi dan mengunjungi dunia orang hidup. Karena pada saat tersebut gerbang neraka akan terbuka.

Masyarakat penganut ajaran kong hocu melakukannya dengan memberikan persembahan dalam berbagai bentuk. 2.700 tampa atau wadah dari anyaman bamboo berisi aneka makanan dan buah-buahan disajikan untuk arwah yang lapar. Disediakan juga aneka sayur mayur dan minuman.

Warga Tionghoa penganut kepercayaan leluhur juga melemparkan uang kertas palsu atau hell money serta mata uang dari kertas atau yuonbao. Mereka juga mempersembahkan benda dari kertas seperti rumah hingga pakaian. Dipuncak festival, mata uang kertas dan persebahan dari kertas lainnya dibakar untuk arwah dan leluhur mereka di alam sana.

Mereka juga berdoa sambil membakar dupa, memohon pada yang maha kuasa agar terhindar dari bencana dan keluarganya mendapat keselamatan.

“Ini seperti tradisional dalam bulan lunar atau imlek bulan tujuh itu adalah bulan namanya istilah bulan hantulah karena kami percaya semuanya umat percaya pada imlek bulan tujuh pintu neraka buka. Jadi arwah di neraka dapat bebas. Roh satu ada yang sembahyang ada keluarga, ada yang tidak ada keluarga, untuk itulah pada hari ini yang tidak ada tuan , jadi hantu liar berkeliaran bebas. Jadi kita minta doa makanan, simbolis uang. Supaya kita semua menghindarai semua malapetaka, karena kita sering oh itu diganggu setan. Jadi kita menghindarai itu semuanya. Mendoakan semuanya keselamatan bagi semua umat terutama bangsa kita Indonesia,” ujar Edi Salim, Pengurus Vihara Gunung Timur kepada wartawan.

Mereka percaya, orang yang meninggal secara normal akan reinkarnasi, sedangkan orang-orang yang meninggal secara tidak wajar atau bersalah akan menjadi hantu yang berkeliaran. Sehingga pada Hungry Ghost Festival, para arwah akan berpesta, mengunjungi keluarganya, dan ada pula yang mencari jiwa yang hidup untuk ‘diganggu’.

Guna menjamin keselamatan manusia yang hidup dan para arwah yang berseliweran, penduduk setempat melakukan sebuah tradisi pemujaan berupa menjamu arwah. Tradisi menjamu ini dianggap akan membantu manusia yang hidup dan arwah keluarganya yang berkunjung dapat terlepas dari gangguan roh jahat dan bencana di dunia serta selamat dari neraka. (Ags)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan