CATATAN REDAKSI
Oleh: Waliyono, S.Sos., M.I.Kom
KLIKSUMUT.COM | MEDAN – Menjelang debat ketiga Pilkada Sumut 2024 yang akan diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara, persaingan antara dua pasangan calon, Bobby Nasution-Surya dan Edy Rahmayadi-Hasan Basri, kian ketat. Dengan mengusung slogan “Rakyat Memilih, Rakyat Menentukan,” KPU Sumut mengajak masyarakat berperan aktif dalam menentukan pemimpin mereka.
Peran KPU dalam Debat Ketiga Pilkada Sumut 2024
Debat ketiga yang digelar KPU Sumut ini mengusung tema “Sinergisitas Pembangunan Daerah dalam rangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Debat ini akan menjadi ajang krusial bagi para kandidat untuk menyampaikan visi dan program pembangunan daerah yang sinergis dan mampu memperkuat persatuan nasional.
KPU Sumut berperan memastikan debat berjalan sesuai prinsip demokrasi, netralitas, dan transparansi. KPU Sumut juga berupaya menyediakan platform yang adil bagi kedua pasangan calon agar mereka dapat menjelaskan program masing-masing kepada masyarakat. Dalam debat ini, KPU Sumut mengharapkan kandidat dapat menggali lebih dalam tentang strategi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, yang pada akhirnya bisa memberikan pilihan yang jelas bagi masyarakat.
Hasil Dua Lembaga Survei Berbeda
Dalam Pilkada Sumut 2024 ini, dua lembaga survei terkemuka, Geopolitik Research Center (GRC) dan Indikator Politik Indonesia, telah merilis hasil survei mereka yang menghasilkan data berbeda, memperlihatkan situasi saling susul antara Bobby-Surya dan Edy-Hasan dalam memperebutkan hati pemilih Sumut.
Hasil Survei GRC: Edy-Hasan Unggul Tipis
Menurut survei GRC, yang dilakukan pada 28 Oktober hingga 7 November 2024, pasangan Edy Rahmayadi-Hasan Basri unggul tipis dibandingkan pasangan Bobby Nasution-Surya. Dari survei ini, Edy-Hasan memperoleh 45,6 persen dukungan dalam pertanyaan terbuka, sementara Bobby-Surya meraih 42,3 persen, dengan 12,1 persen responden memilih tidak menjawab atau belum memutuskan.
Dalam uji elektabilitas menggunakan simulasi surat suara, dukungan untuk Edy-Hasan meningkat menjadi 52,2 persen, sementara Bobby-Surya mengumpulkan 44,2 persen suara. Direktur Eksekutif GRC, Alfian Septiansyah, menyebutkan bahwa survei ini melibatkan 1.580 responden dengan margin of error sebesar 2,47 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Alfian menambahkan bahwa persaingan yang semakin ketat ini menunjukkan kekuatan Edy sebagai petahana yang dikenal luas di berbagai daerah di Sumatera Utara. “Dalam survei tertutup, pasangan Edy-Hasan menunjukkan performa unggul yang cukup signifikan,” ujarnya.
Hasil Survei Indikator Politik Indonesia: Bobby-Surya Berbalik Unggul
Di sisi lain, Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei yang berbeda. Menurut hasil survei ini, pasangan Bobby Nasution-Surya justru unggul jauh di atas Edy-Hasan. Survei yang berlangsung pada 28 Oktober hingga 3 November 2024 ini melibatkan 2.290 responden dengan margin of error sebesar 2,5 persen.
Dalam simulasi seandainya Pilkada digelar pada saat pengumpulan data, Bobby-Surya meraih dukungan 62 persen, jauh di atas Edy-Hasan yang hanya memperoleh 29,1 persen. Peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menyebutkan bahwa angka ini menunjukkan keunggulan signifikan Bobby-Surya. “Bobby memiliki popularitas yang lebih tinggi dengan tingkat pengenalan mencapai 89,1 persen dibandingkan Edy yang hanya 84 persen, meski beliau adalah petahana.”
Burhanuddin menambahkan bahwa posisi Edy sebagai gubernur petahana belum maksimal dalam mendulang dukungan di tingkat provinsi. “Meski Edy memiliki rekam jejak sebagai gubernur Sumut, tingkat popularitas dan approval rating-nya masih di bawah Bobby yang hanya menjabat sebagai Wali Kota Medan,” paparnya.
Tantangan Besar bagi Edy Rahmayadi Menjelang Debat Ketiga
Kedua hasil survei ini memberikan gambaran yang kontras namun menarik menjelang debat ketiga hari ini. Tema debat, yaitu “Sinergisitas Pembangunan Daerah dalam rangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia,” akan menjadi momentum penting bagi masing-masing pasangan calon untuk meyakinkan pemilih.
Bagi Edy Rahmayadi dan Hasan Basri, debat ini menjadi kesempatan untuk menonjolkan pengalaman mereka di pemerintahan provinsi, terutama dalam sinergi pembangunan daerah. Di sisi lain, Bobby Nasution dan Surya, yang datang dengan popularitas yang lebih kuat di beberapa survei, berpeluang memanfaatkan momentum ini untuk menyampaikan program unggulan mereka.
Dengan waktu yang semakin dekat menuju hari pemilihan, kedua pasangan akan berupaya keras untuk memperkuat elektabilitas. Faktor popularitas, program yang ditawarkan, serta performa saat debat menjadi kunci penentu dalam merebut hati masyarakat Sumatera Utara.
Menjelang Hari Tenang: Persiapan Pemilih Menuju 27 November 2024
Setelah debat ini, tahapan Pilkada Sumut akan memasuki masa hari tenang mulai dari 24 November hingga 26 November 2024, sebelum hari pencoblosan pada 27 November. Pada periode ini, seluruh kegiatan kampanye dihentikan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat menilai dan memilih tanpa tekanan atau pengaruh kampanye.
KPU Sumut juga memiliki peran penting dalam memastikan hari tenang berjalan dengan baik, seperti melakukan pengawasan ketat terhadap potensi pelanggaran kampanye. Dalam hari tenang ini, KPU Sumut bekerja sama dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk memantau dan menindak tegas segala bentuk kampanye terselubung, baik di media sosial maupun lingkungan masyarakat.
“Rakyat Memilih, Rakyat Menentukan” adalah inti dari peran KPU Sumut sebagai fasilitator dalam Pilkada ini. Melalui berbagai tahapan, mulai dari debat hingga pengawasan di hari tenang, KPU Sumut memberikan ruang yang demokratis agar masyarakat Sumatera Utara dapat menentukan pemimpin terbaik mereka pada tanggal 27 November 2024 mendatang.(**)