Generasi Muda Pesimis Korupsi Bisa Hilang di Indonesia

Generasi Muda Pesimis Korupsi Bisa Hilang di Indonesia
Seorang perempuan berjalan melewati tembok berhias grafiti yang menunjukkan dukungan terhadap gerakan anti korupsi pemerintah di Jakarta, 20 Juli 2010. (Foto: AFP/Bay ISMOYO)

Sementara secara keseluruhan hasil indeks optimisme generasi muda terhadap isu di berbagai sektor seperti kebutuhan dasar, pendidikan, ekonomi serta kesehatan, dan kehidupan sosial turun 4 persen dari angka 64 persen.

“Hasil indeks optimisme di Indonesia di tahun 2022 total indeks kita 60,3 persen. Ini turun 4 persen dari total indeks optimisme tahun lalu,” ujar Kunto.

Bacaan Lainnya

Menurut Kunto, sektor hukum dan politik ke depannya perlu ditingkatkan. Pasalnya, hanya 16 persen anak muda yang optimis Indonesia mampu menerapkan sistem pemerintahan yang bersih dan transparan di masa depan.

“Praktik korupsi menjadi alasan utama. Hukum dan politik merupakan sektor dengan tingkat optimisme terendah dibandingkan dengan lainnya,” ungkapnya.

BACA JUGA: Menteri BUMN di USU: Generasi Indonesia harus Produktif dan Punya Skill Teknologi

Pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, mengatakan meskipun indeks politik dan hukum menurun bukan berarti semuanya negatif.

“Mungkin saja ada keberanian melaporkan yang akhirnya menguak berbagai hal yang terjadi dari apa yang kita alami saat ini. Pada saat keberanian berpendapat muncul maka akan ada gerakan perubahan yang mulai terlihat. Itu tampaknya dibaca oleh generasi muda sebagai hal yang optimis,” ujarnya.

Sementara itu, Co-Chair Y20 Indonesia 2022, Indra Dwi Prasetyo, menilai rendahnya indeks optimisme terhadap hukum dan politik lantaran generasi muda kerap dipaparkan dengan isu-isu tersebut setiap saat di media sosial.

“Bisa jadi kita over dosis terhadap politik. Tapi pada waktu yang sama kita kekurangan asupan tentang isu-isu strategis lainnya,” katanya. (VOA)

Pos terkait