COVAX: Jangan Perlebar Kesenjangan Vaksin COVID

COVAX: Jangan Perlebar Kesenjangan Vaksin COVID
Seorang pekerja menangani kotak vaksin COVID-19, yang dikirim sebagai bagian dari program distribusi vaksin COVAX yang adil, di Bandara Internasional Ivato, di Antananarivo, Madagaskar, 8 Mei 2021. (Foto: AFP)

“Kecepatan dan skala gelombang ketiga di Afrika tidak seperti yang kami lihat sebelumnya,” kata Moeti. “Maraknya penyebaran varian-varian yang lebih mudah menular menjadikan ancaman terhadap Afrika naik ke level yang sama sekali baru.”

Sementara itu, Direktur Regional Eropa WHO Hans Kluge mengatakan pada hari Kamis (1/7) bahwa masa penurunan kasus COVID-19 selama 10 pekan berturut-turut di kawasan itu telah berakhir. Dalam pengarahan mingguan di Kopenhagen, ia mengatakan kasus di 53 negara di kawasan itu meningkat 10 persen pada pekan lalu.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Kasus Covid-19 di Indonesia Urutan ke-5 Saat ini

Kluge mengaitkan kenaikan itu dengan “campuran dari peningkatan perjalanan, pertemuan dan pelonggaran pembatasan sosial,” yang menurutnya terjadi di tengah-tengah “situasi yang berubah cepat” – kemunculan virus corona varian Delta yang lebih cepat menular, situasi yang diperburuk oleh rendahnya laju vaksinasi di kawasan itu.

Di tempat lain di Eropa, Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer menyebut keputusan penyelenggara kejuaraan sepak bola Euro Cup 2020 “sama sekali tidak bertanggung jawab” karena tetap menyelenggarakan turnamen itu semasa pandemi.

Seehofer mengatakan keputusan oleh Persatuan Asosiasi Sepak Bola Eropa untuk menggelar pertandingan di stadion di berbagai penjuru Eropa dengan massa hampir 60 ribu orang yang sebagian besar tidak mengenakan masker jelas-jelas lebih mengedepankan perdagangan daripada perlindungan. Ia mengatakan meskipun sejumlah daerah membatasi kerumunan, organisasi tersebut seharusnya membuat sendiri keputusan mengenai itu.


Johns Hopkins Coronavirus Resource Center pada Jumat (2/7) menyatakan telah mencatat 129,6 juta kasus COVID dan hampir 4 juta kematian akibat virus itu di seluruh dunia.

AS masih tetap di tempat teratas dalam jumlah kasus COVID dengan 33,7 juta kasus, diikuti oleh India dengan 30,4 juta kasus dan Brasil dengan 18,6 juta kasus.

Hopkins menyatakan lebih dari 3 miliar dosis vaksin telah disuntikkan. (voaindonesia.com)



Pos terkait