COVAX: Jangan Perlebar Kesenjangan Vaksin COVID

COVAX: Jangan Perlebar Kesenjangan Vaksin COVID
Seorang pekerja menangani kotak vaksin COVID-19, yang dikirim sebagai bagian dari program distribusi vaksin COVAX yang adil, di Bandara Internasional Ivato, di Antananarivo, Madagaskar, 8 Mei 2021. (Foto: AFP)

kliksumut.com COVAX, prakarsa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendistribusikan secara adil vaksin COVID-19, mendesak negara-negara agar mengakui bahwa semua orang yang telah menerima vaksin COVID-19 yang diakui aman dan efektif oleh COVAX juga dinyatakan telah divaksinasi penuh.

“Setiap langkah yang hanya memungkinkan orang-orang yang dilindungi oleh sebagian vaksin yang diakui WHO yang mendapat manfaat dari pembukaan kembali perjalanan,” hanya akan memperlebar “kesenjangan vaksin global,” kata COVAX. Langkah semacam itu hanya akan meningkatkan “ketimpangan yang telah kami saksikan dalam distribusi vaksin COVID-19,” kata COVAX dalam pernyataannya.

Dikutip kliksumut.com melalui voaindonesia.com bahwa India pada hari Jumat (2/7/2021) kemarin menyatakan telah mengirim tim-tim ke enam negara bagian untuk membendung tingkat penularan COVID yang tinggi. Negara bagian yang menerima kedatangan tim-tim tersebut adalah Kerala, Arunachal Pradesh, Tripura, Odisha, Chhattisgarh, dan Manipur.

Kementerian Kesehatan India pada hari Jumat (2/7) menyatakan mencatat 46.617 kasus baru dan 853 kematian dalam periode 24 jam sebelumnya.

BACA JUGA: Menteri BUMN didampingi Wagubsu, Resmikan Sentra Vaksinasi Covid-19 di Medan

Hari Kamis (1/7), Washington mengumumkan tentang pengiriman tim “tanggap lonjakan” ke berbagai daerah di AS yang terpukul keras oleh varian Delta virus corona yang sangat mudah menular. Pakar penyakit menular AS, Anthony Fauci, baru-baru ini mengatakan varian yang pertama kali dideteksi di India itu merupakan “ancaman terbesar” bagi upaya mengakhiri wabah COVID di AS.

Juga Jumat (2/7), Johnson and Johnson mengumumkan bahwa “vaksin COVID-19 dosis tunggalnya menimbulkan reaksi kuat dan terus menerus terhadap varian Delta yang menyebar cepat dan varian-varian virus SARS-CoV-2 umum lainnya. Selain itu, data menunjukkan bahwa daya tahan respons kekebalan berlangsung selama sedikitnya delapan bulan, jangka waktu yang dievaluasi hingga sekarang.”

WHO kawasan Afrika menghadapi gelombang ketiga kasus COVID-19 yang serius, yang disebabkan oleh berbagai varian di berbagai penjuru benua itu.

Dalam pengarahan virtual dengan wartawan pada hari Kamis (1/7), Direktur Regional Afrika WHO Matshidiso Moeti mengatakan kasus-kasus baru telah meningkat di Afrika rata-rata 25 persen selama enam pekan berturut-turut menjadi hampir 202.000 dalam pekan yang berakhir pada 27 Juni lalu. Sementara itu kematian meningkat 15 persen di 38 negara Afrika menjadi hampir 3.000 pada periode yang sama.

Pos terkait