EDITOR: Wali
KLIKSUMUT.COM | MEDAN – Insiden kericuhan berupa aksi saling lempar botol di arena debat kedua Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut) yang berlangsung pada 5 November 2024, memicu respons keras dari kelompok mahasiswa Cipayung Plus Sumatera Utara. Alih-alih menjadi ajang penyampaian visi dan misi secara damai, acara yang berlangsung di Hotel Santika Medan tersebut justru ternoda oleh kekacauan antar pendukung pasangan calon.
Menurut Ketua PMII Sumut, insiden ini sangat mencederai nilai-nilai demokrasi. “Perilaku seperti ini menunjukkan ketidakmatangan dalam berdemokrasi dan dapat memicu konflik lebih besar. Kami mempertanyakan mengapa Kepolisian gagal mencegah chaos, padahal ada ratusan personel yang berjaga,” tegasnya. Ia menyatakan bahwa kepolisian seharusnya bisa memprediksi potensi kericuhan, mengingat tensi antar pendukung sudah tampak meningkat sejak awal acara.
BACA JUGA: Bawaslu Sumut Ajak GMNI & Kelompok Cipayung Kawal Pilkada Serentak 2024
Ketua GMNI Sumut, Daniel, turut menyayangkan kejadian tersebut. “Situasi di luar sudah cukup panas, dan sangat disayangkan bahwa tindakan lempar-melempar masih bisa terjadi di sekitar area debat. Ini menandakan kurangnya kesiapan aparat dalam mengendalikan situasi,” ujarnya.
Cipayung Plus Sumut, yang terdiri dari organisasi HMI, GMNI, PMII, IMM, GMKI, KAMMI, dan HIMMAH, menyerukan agar para pendukung kandidat tetap menjaga ketertiban selama Pilkada berlangsung. Ketua IMM Sumut, Taufik, dan Korwil GMKI Sumut, Arion, mendesak KPU dan Bawaslu untuk memperketat pengawasan demi mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Di sisi lain, Ketua KAMMI Sumut, Wira, merasa bahwa tindakan ricuh antar pendukung mencederai esensi dari debat itu sendiri. “Kami mendesak kandidat dan pendukungnya untuk bersikap lebih dewasa. Debat seharusnya menjadi adu gagasan, bukan ajang kekerasan,” katanya.
Kritik keras juga dilontarkan oleh Ketua HIMMAH Sumut yang menilai bahwa KPU Sumut kurang siap dalam menyelenggarakan debat ini. Menurutnya, “Harusnya mereka belajar dari debat pertama. Insiden seperti ini mempermalukan KPU itu sendiri,” ujar Kamal.
BACA JUGA: Sikapi Situasi Kamtibmas, Kapolda Sumut Bertemu Kelompok Cipayung Plus
Meski mengecam kericuhan tersebut, Cipayung Plus Sumut menyatakan komitmennya untuk terus mengawal proses demokrasi di Sumatera Utara. Mereka berharap insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak, agar proses demokrasi tetap berjalan damai dan bermartabat demi masa depan Sumatera Utara yang lebih baik. (KSC)