Aksi Demo di Mapoldasu, AMP Sumut Tuntut Kapolri Evaluasi Kapolda dan Kapolrestabes Medan

MEDAN | kliksumut.com – Kelompok massa menamakan diri Aliansi Masyarakat Peduli Sumatera Utara (AMP-Sumut) melakukan aksi demo ke Markas Polda Sumatera Utara, Senin (3/2/2020).

Aksi damai tersebut dilakukan dikarenakan para pendemo mulai mengaku resah dengan kejadian-kejadian yang dinilai sudah sangat mengganggu situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.

Bacaan Lainnya

Terkait aksi damai itu, sejumlah persoalan disampaikan para pendemo, diantaranya, soal kasus begal dan jambret yang masih terus muncul, perusakan rumah ibadah dan aksi premanisme.

“Jargon Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin yang menyebut “Tidak Ada Tempat Bagi Pelaku Kejahatan di Sumut” dinilai hanya hiasan yang tidak terbukti dalam tindakan,” kata koordinator pendemo Rozy Albanjari.

Bahkan, dalam aksi demo itu, para pendemo merinci beberapa peristiwa yang menurut massa dari AMP Sumut menunjukkan kinerja Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin dan Kapolrestabes Medan Kombes Pol Johnny Edizon Isir perlu dipertanyakan.

Baca juga : Lima Perusak Masjid Al Amin Mandala Ditangkap, DMI Apresiasi Polri

Diantaranya, soal perusakan rumah ibadah di Mandala yang diduga dipicu penertiban warung tuak, kemudian kemarahan warga di Langkat yang membakar markas preman karena menyandera ibu dan bayi. Insiden ini menurut mereka juga sangat ironis dimana Polisi menetapkan 12 orang warga menjadi tersangka.

“Banyak lagi aksi kejahatan yang viral di media sosial, yang menunjukkan Sumatera Utara dan Kota Medan tidak sedang dalam kondisi baik-baik saja,” sebut seorang pendemo.

Atas kondisi tersebut, para pendemo menyampaikan sejumlah tuntutan yakni meminta Kapolri Jenderal Idham Aziz, agar mengevaluasi keberadaan dan kinerja Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin dan Kapolrestabes Medan Kombes Pol Johnny Edizon Isir.

Kemudian meminta kepada Kapoldasu untuk mengganti baliho yang terpampang di sejumlah titik di wilayah Sumatera Utara yang bertuliskan “ tidak ada tempat bagi penjahat di sumatera utara” dan foto Kapolda Sumut yang mengacungkan golok.

Baca juga: Komjen Agus Andrianto : Polri Berbuat Baik Saja, Belum Tentu Dianggap Baik

“Keberadaan baleho atau spanduk itu kami anggap tidak sesuai dengan keadaan sekarang ini. Warga butuh karya nyata bukan karya kata,” ujar beberapa pendemo.

“Pilkada Serentak 2020 di Sumut akan terganggu kalau kriminalitas meningkat, warga akan takut dan khawatir untuk beraktifitas,” ungkap pendemo. (cu)

Pos terkait