17 Anak Termasuk dalam Korban Tewas Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang

17 Anak Termasuk dalam Korban Tewas Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang
Seorang anak laki-laki (tengah) digendong oleh anggota TNI yang berusaha mengamankan satdion ketika kisruh berlangsung selepas pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, pada 1 Oktober 2022. (Foto: AFP)

kliksumut.com Sejumlah pejabat melaporkan bahwa 17 anak-anak menjadi bagian di antara setidaknya 125 orang yang tewas dalam tragedi di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10) malam. Tekanan terhadap pemerintah Indonesia kini semakin memuncak untuk dapat menjelaskan bagaimana salah satu insiden terburuk di stadion di dunia itu bisa terjadi.

Dikutip kliksumut.com dari voaindonesia.com bahwa kekerasan dan hooliganisme sejak dulu telah mencoreng sepak bola Indonesia, terutama di tempat-tempat seperti di ibu kota Jakarta. Namun, tragedi pada Sabtu (1/10), yang terjadi di Malang, Jawa Timur, membuat masalah tersebut semakin tersorot.

BACA JUGA: Tak Ada Sepakbola Seharga Nyawa Manusia, AHY Berduka Atas Tragedi Kanjuruhan

“Keluarga saya dan saya tidak menyangka akan seperti ini,” kata Endah Wahyuni, kakak dari dua remaja laki-laki, Ahmad Cahyo, 15, dan Muhammad Farel, 14, yang tewas setelah terjebak dalam kekacauan pada Sabtu malam lalu.

“Mereka senang sepak bola, tapi tidak pernah menonton Arema secara langsung di stadion Kanjuruhan, itu pertama kalinya,” katanya dalam pemakaman kedua adiknya pada Minggu (2/10).

Kedua remaja itu termasuk ke dalam 17 anak yang tewas, lapor kantor berita Antara, yang mengutip angka dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

“17 anak meninggal dan tujuh (kini dalam) perawatan, tapi ada kemungkinan angkanya bisa bertambah,” kata Nahar, pejabat dari kementerian tersebut.

Koran Tempo pada Senin (3/10) menerbitkan sampul hitam bertuliskan “Tragedi Sepakbola Kita,” serta nama-nama korban yang tewas.

Pos terkait