1.909 Mahasiswa USU Belajar dan Berkarya di Desa lewat KKNT 2022

1.909 Mahasiswa USU Belajar dan Berkarya di Desa lewat KKNT 2022

Usai istirahat kembali meneruskan program kerja sampai pukul 17.30 WIB dan dilanjutkan dengan sholat Magrib dan Isya berjamaah.

Setelah makan malam, kegiatan ditutup dengan melakukan evaluasi harian rutin untuk kegiatan esok hari.

Bacaan Lainnya

Tarmizi memaparkan, selama KKN mereka diajarkan untuk membangun chemistry antar teman supaya bisa diajak bekerja sama dan berkolaborasi membangun desa yang ditempati.

Menurutnya, banyak ide yang muncul dari teman satu kelompok. Namun pada hari eksekusi justru mereka menjadi kurang semangat untuk melakukannya, sehingga menghambat atau memperlambat selesainya program kerja.

“Maka setiap harinya kami selalu ada evaluasi atau musyawarah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Hal itu menjadi pengalaman untuk menghadapi persoalan-persoalan lain di hari berikutnya,” ujarnya.

Sebagai pimpinan di kelompok, Tarmizi merasa bersyukur mendapatkan banyak ilmu leadership, tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik.

Ia juga belajar cara bersosialisasi di masyarakat dengan adat yang sangat kontras dengan masyarakat kota. Selain itu juga belajar cara berkebun dan mengolah kopi dari masyarakat setempat.

BACA JUGA: PKKMB USU Pecahkan Rekor MURI, 7.858 Peserta Nyanyikan Lagu 8 Etnis

“Kami sangat bersyukur masyarakat sangat welcome dengan kedatangan. Mereka menyambut kami dengan hangat, bahkan diberikan rumah sewa gratis selama KKN berlangsung,” paparnya.

Menurutnya, ketika melakukan program kerja, seperti membersihkan aliran mata air, mereka dipinjamkan alat-alat yang diperlukan. Bahkan warga desa juga ikut turun tangan memberi bantuan tenaga.

Selama KKN, mereka ditempatkan salah satu rumah perangkat desa, berupa rumah adat Batak untuk
satu rumah dihuni 17 mahasiswa.

Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam rutinitas sehari-hari adalah persoalan MCK (mandi, cuci, kakus).

Di minggu pertama kamar mandi tidak bisa dipakai karena tumpat dan hanya bisa dipakai untuk perempuan.

” Karena persediaan air juga susah, maka yang laki-laki terpaksa mandi di sumber mata air. Di situ jugalah kami mencuci pakaian,” katanya.

Ia berharap, setelah KKN berakhir, semoga USU dapat lebih mendalami atau mensurvei lebih dahulu tema yang diberikan untuk setiap desa, agar program kerja dapat lebih efektif dijalankan dan sesuai dengan yang diharapkan mahasiswa, masyarakat serta universitas.

Pos terkait